Balikpapan (ANTARA) - Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Kota Balikpapan Usman Ali mengimbau warga waspada akan bencana ekologis basah.
"Sebab, beberapa hari terakhir hujan masih sering mengguyur Kota Balikpapan, terutama hujan deras" kata Usman di Balikpapan, Selasa (27/8).
Bencana ekologis merupakan bencana yang disebabkan campur tangan manusia dan mengakibatkan kerusakan ekosistem yang hebat.
Intensitas hujan di Balikpapan, menurut Usman, tergolong tinggi dan berdampak pada banjir di sejumlah kawasan.
"Selain hujan yang mengakibatkan banjir, kedua adalah tanah longsor," katanya.
Kewaspadaan terhadap tanah longsor dipengaruhi faktor geografis Balikpapan yang berbukit-bukit.
Usman meminta warga bergotong-royong mencegah bencana ekologis seperti menjaga kebersihan lingkungan dan memastikan aliran air tidak tersumbat.
Baca juga: 12 kawasan di Kota Balikpapan tergenang banjir, Selasa
"Pencegahan itu dapat mengurangi potensi bencana, terutama saat musim penghujan seperti sekarang," katanya.
BPBD Balikpapan bersama sejumlah pihak terkait baik dari TNI, Polri, Badan SAR Nasional (Basarnas) akan selalu memberikan pelayanan dan siap siaga selama 24 jam, baik penyelamatan maupun pertolongan untuk masyarakat apabila terjadi bencana.
“Kami siapkan petugas, bila ada masalah atau musibah segera menghubungi Pos UPTD sekitar tempat tinggal,” ujarnya.
Sementara, Kepala Stasiun Meteorologi SAMS Sepinggan Balikpapan Kukuh Ribudiyanto mengatakan bencana hidrometeorologi mengancam wilayah Indonesia hingga Februari 2025.
"Prakiraan itu sesuai dengan informasi dari media pusat," ujarnya.
Di Balikpapan, hujan lebih berpotensi turun pada sore hingga malam, serta pada siang menjelang sore hari.
Baca juga: BMKG Balikpapan imbau warga waspadai pasang laut setinggi 2,8 meter
"Puncak musim hujan di Kaltim bervariasi, mulai Januari, Februari, dan April. Peluang puncak hujan itu bergantung dari posisi geografis, serta pola angin,” tuturnya.
BMKG juga memantau hal-hal yang mendukung potensi bencana ekstrem terutama kemungkinan timbul bibit siklon tropis di wilayah selatan Kupang dan selatan Sumatera.
Menurutnya, siklon tropis di sejumlah wilayah di Indonesia turut mempengaruhi kejadian ekstrem di Kaltim seperti potensi hujan, meski saat ini curah hujan tidak terjadi secara bersamaan.
BPBD imbau warga waspada bencana ekologis basah
Selasa, 27 Agustus 2024 18:02 WIB