Balikpapan (ANTARA) - Sepanjang 2020 ini, perusahaan penambang minyak dan gas bumi PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) sudah mengebor 79 sumur pengembangan dari target 78 sumur.
“Masih ada tambahan 1-2 sumur lagi yang kami harapkan selesai sebelum tutup tahun,” kata General Manager PT PHM Agus Amperianto, di Balikpapan, Minggu.
Sumur pengembangan adalah sumur untuk menambah jumlah volume minyak dan gas yang dapat dikeluarkan dari tempatnya terkumpul di perut bumi. Dengan tambahan 79 sumur di tahun 2020 tersebut, PHM mendapatkan minyak dan kondensat sebanyak 29,4 ribu barel minyak dan kondensat per hari, dan gas sebesar 605,5 juta kaki kubik per hari. Produksi tersebut melampaui target yang 28,4 barel minyak per hari dan 588 juta kaki kubik gas per hari.
“Kami juga mengebor satu sumur eksplorasi dan satu sumur workover,” ujar Amperianto.
Sumur eksplorasi adalah sumur untuk membuktikan keberadaan cadangan minyak dan gas yang sudah terbaca dari uji seismik, sedangkan sumur workover adalah sumur lama yang dirawat dan diperbaiki.
Menurut Amperianto, sumur-sumur tersebut dibuat dengan menerapkan berbagai inovasi yang dikembangkan para insinyur PHM. Salah satunya adalah teknik pengeboran tanpa anjungan pengeboran (rigless) dan menggantikannya dengan Hydraulic Workover Unit (HWU).
“Metode rigless ini terbukti secara signifikan menekan biaya pengerjaan sumur,” kata Amperianto, yang menegaskan bahwa satu tujuan inovasi adalah untuk menghemat biaya operasi tanpa mengorbankan aspek kesehatan dan keselamatan kerja.
Inovasi lain yang dikembangkan untuk efisiensi adalah penerapan arsitektur sumur One Phase Well (OPW) yang lebih hemat dibandingkan penggunaan arsitektur Shallow Light Architecture yang menerapkan 2 fase pengeboran sebelumnya diterapkan.
Inovasi lain yang dibuat para engineer di PHM adalah metode slot recovery. Dengan metode ini, sejumlah sumur yang sudah tidak berproduksi dimanfaatkan untuk mengebor sumur baru. Slot recovery hemat, sebab tinggal memanfaatkan komponen selubung (chasing) pengeboran yang sudah terpasang di sumur itu, sebelum kemudian dengan HWU menggunakan teknik pengeboran side-track untuk menuju lapisan tanah yang berdasar data seismik jadi tempat berkumpulnya minyak dan gas.
Membuat selubung pengeboran menghabiskan biaya yang cukup signifikan dan penting untuk berbagai aspek, mulai dari keselamatan operasi hingga kelangsungan produksi. Selubung pengeboran membuat sumur kokoh dan bisa dibuka tutup dengan aman.
Berkat berbagai inovasi tersebut, pada bulan Desember ini, PHM berhasil membuat dua rekor pengeboran tercepat. Pertama, pada sumur Delta TN-T165 di Lapangan Tunu, tim pengeboran hanya dalam 2 hari mencapai target kedalaman 1.409 mMd (meter kedalaman terukur) pada 8 Desember 2020. Kemudian sumur di lepas pantai PK-B8.G1 di Lapangan Peciko dalam waktu 10 hari untuk mencapai kedalaman 4.343 mMd pada 25 Desember 2020.