Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Persediaan darah di Kantor Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Samarinda, Kalimantan Timur, menjelang Ramadhan 1433 Hijriah masih mencukupi.
Namun, Staf UTD PMI Samarinda, Lis Shoirurotin, Jumat, menyatakan, ketersediaan komponen darah selama Ramadhan 1433 Hijriah diperkirakan hanya bisa bertahan hingga tiga pekan.
"Stok darah yang ada di UTD PMI Samarinda saat ini mencukupi namun biasanya stok mulai menipis menjelang Idul Fitri atau satu minggu sebelum Lebaran," ungkap Lis Shoirurotin.
Stok darah lengkap di Kantor UTD PMI Samarinda, lanjut Lis Shoirurotin, sebanyak 1.344 kantong, darah komponen atau sel darah merah 296 kantong, FFP (Fresh Frozen Plasma) sebanyak 280 kantong, trombosit 20 kantong dan AHS 83 kantong.
"Darah FFP ini merupakan plasma yang bisa dibekukan hingga satu tahun dan biasanya untuk pertolongan bagi korban luka bakar," kata Lis.
Secara rinci, kata dia, untuk darah lengkap yakni golongan darah A stoknya sebanyak 420 kantong, golongan darah B, 261 kantong, golongan darah O, sebanyak 579 kantong serta sebanyak 82 kantong stok golongan darah AB.
"Kebutuhan darah di Samarinda mencapai 2.500 kantong per bulan dan akan meningkat pada setiap ramadan. Biasanya, setiap pertengahan ramadan, PMI mengadakan acara buka puasa bersama sambil menggelar aksi donor darah sebagai upaya mengantisipasi menipisnya stok darah," kata Lis.
Upaya lain mengantisipasi kekurangan stok darah pada ramadan dan menjelang Idul Fitri lanjut Lis Shoirurotin, pihak UTD PMI Samarinda menggandeng sejumlah perusahaan melalui aksi donor darah para karyawan.
"Secara rutin, kami juga menjalin kerjasama dengan sejumlah perusahaan untuk memenuhi kebutuhan darah. Tetapi biasanya, pada setiap Ramadhan aksi donor darah sulit dilakukan karena pada umumnya karyawan dan masyarakat menjalankan ibadah puasa sehingga kami mendatangi gereja dan pura dengan mengajak umat non muslim tersebut menyumbang darah. Upaya ini biasanya cukup efektif sebab mereka dengan sukarela melakukan donor darah," ungkap Lis Shoirurotin. (*)