Samarinda (ANTARA) - Nilai Laporan Data Pokok Pendidikan (Dapodik) Provinsi Kaltim menempati peringkat kedua dari 34 provinsi atau masuk lima provinsi terbaik seluruh Indonesia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kaltim Anwar Sanusi mengatakan prestasi ini berkat kerja keras seluruh jajaran satuan pendidikan di masing-masing sekolah atau manajemen sekolah dan Dinas Pendidikan Provinsi Kaltim.
"Peringkat ini memang perlu kita kejar. Hal ini berkaitan dengan dukungan pemerintah pusat ke daerah. Alhamdulillah, laporan Dapodik kita di peringkat kedua se-Indonesia," kata Anwar Sanusi di Samarinda, Kamis (4/6).
Menurut Anwar, Dapodik Kaltim bisa diakses secara nasional karena yang menetapkannya adalah pusat secara nasional (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan).
Secara nasional, saat ini nilai Laporan Dapodik Kaltim 92,44 atau lebih tinggi dari Provinsi Jambi di posisi ketiga dengan nilai 92,39. Disusul Kalimantan Barat 92,18 dan Jawa Barat 92,17. Sedangkan posisi pertama ditempati Bali dengan nilai 92,58.
"Dengan hasil tersebut, maka Kaltim berhak dan mudah mendapatkan dukungan atau bantuan dari pusat, berupa dana alokasi khusus (DAK) di bidang pendidikan. Hingga saat ini kita terus berupaya menertibkan Dapodik di daerah," jelasnya.
Penyusunan Laporan Dapodik ini bertujuan mengetahui jumlah siswa laki-laki maupun perempuan dan jumlah guru PNS atau honorer akan bisa terakses secara nasional.
Data tersebut telah diakui secara nasional sehingga daerah akan lebih mudah meminta bantuan ke pusat.
"Kami meminta sekolah memperbaiki Dapodik mereka. Alhamdulillah, Kaltim mendapatkan DAK yang tahun sebelumnya hanya Rp126 miliar dan tahun ini kurang lebih Rp180 miliar," jelasnya.