Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Koordinator Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur, mendukung upaya pemerintah dalam menjaga nasionalisme di kawasan perbatasan, di antaranya dengan menggelar upacara bendera setiap Senin.
Kepala Seksi Pensat Penerangan Kodam VI Mulawarman, Mayor Inf Baharuddin, dihubungi dari Samarinda, Selasa, mengatakan bahwa secara rutin, tim Ekspedisi Khatulistiwa melaksanakan upacara bendera di sejumlah sekolah di perbatasan Indonesia dengan Malaysia tersebut.
"Tim Ekspedisi Khatulistiwa terus membangun rasa kecintaan tanah air kepada warga perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kabupaten Kutai Barat melalui berbagai kegiatan, termasuk dengan melaksanakan upacara bendera pada setiap Senin di sekolah-sekolah," ujar Baharuddin.
Kehadiran tim Ekspedisi Khatulistiwa di wilayah perbatasan sebagai bentuk kepedulian TNI dalam memberikan sumbangsih kepada masyarakat bangsa dan Negara.
Pada setiap pelaksanaan upacara bendera lanjut dia, pembina upacara yang merupakan personil TNI terus memberikan motivasi dan arahan kepada murid, pelajar dan siswa untuk terus meningkatkan semangat nasionalisme, cinta tanah air dan patriotisme atau semangat pantang menyerah dan rela berkorban demi membela bangsa dan negara.
"Selain itu, pada setiap upacara bendera di wilayah perbatasan, pembina upacara menekankan pentingnya mengenang kembali jejak sejarah perjuangan bangsa kita dalam merebut sampai mempertahankan kemerdekaan bangsa kita. Karena dengan kegiatan upacara ini kita dapat mengambil hikmah yang terkandung di dalamnya, sebagai bekal dan pegangan kita bersama dalam meneruskan pembangunan, agar perjuangan dan pengorbanan yang telah susah payah diraih oleh para pejuang terdahulu tidak sia-sia," katanya.
"Upacara pengibaran bendera yang dilaksanakan pada setiap Senin ini juga sebagai wujud rasa bangga dan penghormatan terhadap Sang Merah Putih yang merupakan salah satu lambang kebesaran dan kedaulatan negara yang menjadi bukti tetap tegak dan kokohnya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal ini sengaja ditunjukkan kepada para siswa di wilayah perbatasan agar terus melakukan kegiatan itu, walaupun tim Ekspedisi Khatulistiwa meninggalkan lokasi tersebut," ungkap Baharuddin.
Tidak hanya di wilayah perbatasan, wawasan kebangsaan saat ini menurut Baharuddin dirasakan mulai pudar, cinta tanah air semakin kendor, ikatan nilai-nilai kebangsaan yang berhasil mempersatukan bangsa kian terasa longgar, pilar-pilar kekuatan nasional yakni ekonomi, budaya dan pemahaman kaidah-kaidah berbangsa dan bernegara sudah terpengaruh oleh budaya asing.
"Hal tersebut dapat terlihat antara lain dari kondisi budaya bangsa terutama di kalangan anak-anak yang telah jauh dari nilai-nilai luhur budaya asli bangsa Indonesia," katanya.
"Tanpa disadari nilai-nilai budaya luar sedikit demi sedikit merubah dan mempengaruhi nilai-nilai budaya nasional kita, sehingga kita mulai lupa akan tradisi dan budaya kita sendiri," imbuh Baharuddin.
Guna mengurangi dampak dari keadaan tersebut kata dia, salah satu upaya dilakukan adalah meningkatkan kesadaran wawasan kebangsaan.
"Kami berharap, apa yang ditanamkan tim Ekspedisi Khatulistiwa di wilayah perbatasan ituu akan mengakar pada generasi muda sehingga rasa kebangsaan dan nasionalisme tetap terjaga dan tidak tergerus kesenjangan pembangunan di negara tetangga," katanya Baharuddin. (*)