Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Pagi itu, Rabu 20 Juni 2012, tim khusus ekspedisi khatulistiwa 2012 rawa, laut, sungai dan pantai (ralasuntai) meninggalkan Pangkalan TNI AL Nunukan Kalimantan Timur.
Sebelum membalikkan arah perahu karet, terlebih dahulu melakukan doa bersama yang dipimpin langsung Komandan Timsus Ralasuntai Tim Ekspedisi Kahtulistiwa 2012, Mayor Marinir Freddy Ardianzah.
Sekitar pukul 07.47 Wita, mesin perahu karet "sea reader" milik Satuan Intai Amphibi Marinir TNI AL Jakarta ini dibunyikan sambil meneriakkan yel-yel Tim Ekspedisi Khatulistiwa lalu membalikkan arah perahu ke selatan atau ke arah kanan Pangkalan TNI AL Nunukan.
Mereka langsung bergerak menuju posisi Mercusuar Karang Unarang pada koordinat 04 derajat 00` 38,1" dan 118 derajat 04` 58,4" tepat tapal batas perairan Indonesia dengan Malaysia yang selama ini lebih dikenal dengan sebutan Pulau Ambalat (Ambang Batas Laut).
Laju perahu dengan kecepatan sekitar 26 knot, kedua unit perahu karet "sea reader" mengarungi sungai ke muara yang diapit oleh Pulau Nunukan dengan Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.
Sesekali mengurangi kecepatan apabila ada komando dari komandan timsus ralasuntai melalui handytalky (HT).
Tak ayal pula, sekali-kali saling melambung. Mayor Marinir Freddy Ardianzah bersama delapan orang personil tim ekspedisi lainnya yang terdiri empat personil dari Satuan Marinir TNI AL termasuk komandan timsus, dua orang dari Satuan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI AD dan dua orang dari pasukan khas (pakhas) TNI AU ditambah satu personel dari Satuan Kopassus tim ekspedisi darat dan seorang wartawan.
Sedangkan perahu karet yang satunya ditumpangi oleh Wadan Sub Koorwil 5/Nunukan, Letkol Inf Achiruddin, Perwira Seksi (Pasi) Intel Pangkalan TNI AL Nunukan, Kapten Laut Domi Tedju dan sembilan personil dari timsus ralasuntai masing-masing terdiri dari enam personil dari Satuan Marinir TNI AL, dua personil dari Satuan Kopassus TNI AD dan satu personil dari Satuan Pakhas TNI AU ditambah dua orang wartawan yang turut didalam perjalanan itu.
Mayor Marinir Freddy Ardianzah menyatakan jarak perjalanan dari Pangkalan TNI AL Nunukan menuju Mercusuar Karang Unarang sekitar 30 kilometer dan 26 kilometer dari Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Tawau Negeri Sabah Malaysia.
Sekitar pukul 08.50 WITA, timsus ralasuntai tiba dan merapat di Mercusuar Karang Unarang dan mengambil posisi untuk memulai persiapan pengibaran bendera merah putih dengan dipand kapal patroli TNI AL Pos Sei Pancang Pulau Sebatik Kabupaten Nunukan.
Atas komando dari komandan timsus ralasuntai, dua personil dari timsus ralasuntai memanjat tangga yang telah tersedia naik di pelataran mercusuar sambil mengikatkan bendera di leher berukuran lebar tiga meter dan panjang lima meter.
Sebelum menuju puncak mercusuar terlebih dahulu mengikatkan spanduk berukuran satu meter lebar dan dua meter panjang pada tiang mercusuar.
Selanjutnya memanjat puncak mercusuar untuk mengganti bendera merah putih yang tampak sudah robek akibat terpaan angin dengan bendera yang telah disiapkan itu.
Disertai oleh Pasi Intel Pangkalan TNI AL Nunukan, Kapten Laut Domi Tedju, wadan Sub Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Koorwil 5/Nunukan, Letkol Inf Achiruddin dan Komandan Timsus Ralasuntai, Mayor Marinir Freddy Ardianzah.
Sangat sederhana
Ketika persiapan dinyatakan siap dari kedua personil yang mengikatkan bendera di puncak mercusuar, salah seorang perwira yang tetap berada dan siaga di salah satu perahu karet memberikan aba-aba bahwa upacara segera dimulai.
Wadan Sub Koorwil 5/Nunukan, Letkol Inf Achiruddin yang bertindak sebagai inspektur upacara dan Komandan Timsus Ralasuntai, Mayor Marinir Freddy Ardianzah bertindak selaku komandan upacara mengambil posisi.
Dibandingkan pelaksanaan upacara pengibaran bendera di darat, upacara yang digelar saat pengibaran bendera di Mercusuar Karang Unarang sangat sederhana.
Pengibaran merah putih yang dimulai sekitar pukul 09.07 Wita, hanya diiringi nyanyian lagu Indonesia Raya yang disertai penghormatan ala militer.
Saat bendera merah putih dinyatakan tiba di puncak mercusuar, upacara pun dinyatakan selesai tepat pukul 09.14 Wita.
Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan gambar dan foto bersama sebagai dokumentasi untuk timsus ralasuntai maupun untuk pribadi. Acara pemotretan berlangsung sekitar 10 menit.
Karena cuaca sangat mendukung, suasana laut di sekitar mercusuar airnya sangat jernih hingga ikan-ikan sangat jelas tampak berlapis meliuk-liukkan siripnya.
Ibarat gembira atas kedatangan timsus ralasuntai. Batu karang pun tampak sangat jelas.
Kegiatan dianggap telah selesai, sekitar pukul 09.24 WITA timsus ralasuntai mulai bergerak ke utara menuju Pulau Sebatik tepatnya di Pos TNI AL Sei Pancang sebagai lokasi penerimaan secara resmi.
Namun masih pada saat itu, komandan timsus ralasuntai kembali memberikan komando agar mengitari dan mengecek keamanan Mercusuar Karang Unarang.
Kedua perahu karet itupun balik haluan kembali mendekati mercusuar.
Sebanyak dua kali bolak balik, akhirnya bergerak menuju Pulau Sebatik.
Kopral Satu Inf Chandra, anggota dari Satuan Marinir TNI AL ini yang mengemudikan "sea reader" yang ditumpangi Komandan Timsus Ralasuntai mengatakan saat menuju Mercusuar Karang Unarang kecepatan kapal rata-rata 26 knot dan ketika pulang menuju Pulau Sebatik kecepatan rata-rata 24 knot.
Timsus ralasuntai bersama rombongan tiba di Pos TNI AL Sei Pancang Pulau Sebatik masih termasuk wilayah Kabupaten Nunukan sekitar pukul 10.30 WITA.
Dari kejauhan sekitar 100 meter sebelum merapat tampak menjemput Komandan Pangkalan TNI AL Nunukan, Letkol Laut Eko Vidiyantho, Perwira Penerangan dan sejarah Tim Ekspedisi Khatulistiwa 2012 Sub Koorwil 5/Nunukan, Kapten Marinir Mardiono, Komandan Komando Rayon Militer (Dan Ramil) Sebatik Kapten Inf Massaeni.
Selanjutnya, Komandan Kompi Satuan Tugas Marinir Ambalat Pulau Sebatik, Kapten Marinir Suherman, Komandan Pos TNI AL Sei Pancang, Lettu Laut Nasution, Komandan Kompi Satuan Tugas Pengamanan Perbatasan, Lettu Inf Dwi Purwanto, Kapolsek Sebatik, Ipda Eka Berlin dan sejumlah anggota TNI AL lainnya.
Komandan Timsus Ralasuntai, Mayor Marinir Freddy Ardianzah, sesaat usai penjemputan di Pos TNI AL Sei Pancang Pulau Sebatik, menyatakan karena air laut pasang surut maka harus menunggu kembali pasang naik untuk bergerak menuju Pulau Sebatik mengambil perlengkapan.
"Kami tunggu air laut naik dulu baru kembali ke Nunukan untuk review," katanya.
Pada Jumat, 23 Juni 2012 timsus ralasuntai menuju Kota Tarakan Kalimantan Timur, perjalanan ditempuh sekitar satu hari lamanya. Minggu, 25 Juni 2012 langsung pulang ke Jakarta dengan tetap menggunakan perahu karet "sea reader".
Komandan Koramil Sebatik, Kapten Inf Massaeni, di Pos TNI AL Sei Pancang Pulau Sebatik, Rabu mengatakan di sekitar Mercusuar Karang Unarang seringkali terjadi pencurian ikan oleh nelayan asal Malaysia dan Philipina.
Karena disekitar mercusuar hidup berbagai jenis ikan dengan ukuran yang bervariasi.
"Nelayan dari negara lain memang berminat menangkap ikan disitu," ujarnya.
Letak mercusuar Karang Unarang dari tapal batas Indonesia dengan Malaysia hanya sekitar 12 mil saja. (*)