Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Polresta Samarinda, Polda Kalimantan Timur, mengusut peristiwa longsor yang menewaskan seorang pekerja terowongan di jalan tambang yang dikerjakan oleh PT Bangun Cipta Karya.
Wakil Kepala Polresta Samarinda, Ajun Komisaris Besar Fadjar Abdillah, Sabtu menyatakan, polisi belum bisa menyimpulkan penyebab longsor yang menewaskan Sudarsono (35) pekerja terowongan tersebut.
"Kami masih memeriksa sejumlah saksi dan belum bisa menyimpulkan penyebab longsor tersebut," ungkap Fadjar Abdillah.
Polisi kata dia juga masih mendalami kemungkinan adanya unsur kelalain pada peristiwa itu.
Namun, Fadjar Abdillah belum bersedia merinci terkait kemungkinan polisi akan memeriksa pihak perusahaan dalam hal ini PT Bukit Baeduri Energi (PT BBE) selaku pemilik terowongan jalur `hauling` atau jalan tambang yang dikerjakan oleh PT Bangun Cipta Karya, tempat korban bekerja.
"Sejauh ini baru dua orang saksi yang telah kami mintai keterangan dan menurut keterangan sementara dari rekan-rekannya, korban sendiri yang kemungkinan lalai. Namun, kami terus mendalami peristiwa ini untuk memastikan apakah peristiwa itu murni akibat faktor alam atau ada unsur kelalaian," kata Fadjar Abdillah.
Longsor yang menyebabkan tewasnya seorang pekerja di lokasi pengerjaan terowongan `hauling` milik perusahaan tambang batu bara PT BBE itu terjadi pada Kamis (7/6) sekitar pukul 09. 15 Wita.
Korban tewas bernama Sudarsono itu merupakan pekerja PT Bangun Cipta Karya, kontraktor pengerjaan `hauling` perusahaan batu bara PT BBE.
"Peristiwa itu berlangsung sekitar pukul 09. 15 Wita. Korban merupakan pekerja di bagian `helper` dan sedang membersihkan tanah untuk proses pengecoran dan tiba-tiba tanah tebing di sisi luar terowongan tersebut longsor dan langsung menimbun korban," ungkap Pengawas Teknik PT BBE, Opian.
Peristiwa itu kata Opian murni faktor alam dan tidak ada unsur kelalaian.
"Kami sudah melakukan upaya preventif dengan mengecor pada bagian sisi tebing namun karena konstruksi tanah memang labil sehingga peristiwa ini murni faktor alam," kata Opian.
Terowongan dibuat untuk `hauling` batu bara milik PT BBE tersebut berada persis di bawah jalur jalan Samarinda menuju Kota Tenggarong, ibu kota Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Sebelum terjadi longsor, saya dan korban sedang membersihkan tanah karena akan dilakukan pengecoran. Sudarsono saat itu berada persis di bawah tebing sehingga saat longsor dia tidak sempat menyelamatkan diri," ungkap salah seorang rekan korban, Gusmin (58).
Saat longsor terjadi, Gusmin mengaku sempat menghindar namun tubuhnya tertimpa rangka besi yang menyebabkan pinggang kanannya terluka.
"Saya mencoba lari tetapi rangka besi yang jatuh sempat menimpa pinggang saya," kata Gusmin. (*)
Polresta Samarinda Usut Longsor Tewaskan Pekerja Terowongan
Sabtu, 9 Juni 2012 17:27 WIB