Sangatta (ANTARA News Kaltim) - Pengusaha kecil tahu dan tempe di Sangatta kabupaten Kutai Timur Kalimantan Timur mulai kesulitan bahan baku kedelai lokal sehingga harus bergantung pada kedelai impor asal Amerika Serikat.
Menurut salah satu pengusaha kecil menengah, Tahu dan Tempe, Jumali (63) di Sanggatta, Rabu, sulitnya bahan baku lokal itu menyebabkan dirinya setiap minggu berharap pada pasokan kedelai impor asal Amerika Serikat yang dipesan dari Samarinda.
Jumali mengatakan setiap bulannya rata-rata membutuhkan tiga ton kedelai dengan produksi tahu berkisar antara lima puluh ribu hingga enam puluh ribu biji tahu, sedangkan tempe sekitar dua ribu biji.
Yang jelas, katanya, kedelai produksi lokal tidak sanggup memenuhi kebutuhan yang begitu tinggi.
Dikatakan Jumali, kebutuhan tahu dan tempe di Kota Sangatta cukup tinggi sehingga dirinya kesulitan memenuhi permintaan pelanggannya, terutama dari kalangan rumah makan dan industri kecil seperti gorengan dan rumah tangga.
"Setahu saya pabrik tahu di Kota Sangatta ini tidak kurang dari dua puluh unit. Jadi, kalau dihitung-hitung rata-rata menggunakan tiga ton kedelai maka dibutuhkan enam puluh ton kedelai setiap bulan," katanya.
Ditegaskanya, hal itu baru untuk Kota Sangatta dan jika untuk seluruh Kutai Timur tidak kurang lima puluh unit pabrik tahu, maka kebutuhan kedelai setiap bulannya mencapai seratus lima puluh ton.
Menurut Jumali, peluang usaha tehu di Sangatta sangat menjanjikan, karena kebutuhan terus meningkat.
"Soal pasar tidak masalah, karena berapa pun produksi tahu dan tempe yang kita hasilkan setiap harinya selalu habis. Kami tidak kesulitan memasarkan karena sudah ada konsumen tetap pula. Soal harga di pabrik sebesar Rp2.000 per bungkus isi tiga biji sedangkan di pasaran /eceran harganya Rp5 ribu," ujarnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kutai Timur Robert Lim, mengatakan produksi kedelai petani lokal memang tidak mampu memenuhi permintaan masyarakat dalam jumlah besar.
"Saya belum mengetahui kalau produksi tahu di Sangatta menggunakan kedelai impor Amerika Serikat. Produksi kedele Kutai Timur rata-rata 1,3 ton per hektarenya," katanya.
Data Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Provinsi Kalimantan Timur menyebutkan produksi kedelai Kaltim 2011 mencapai 2,841 ton atau rata 13,34 ton per hektare naik 28,85 persen dari 2.208 ton pada 2010, dengan luasan panen 633 hektare pada 2010.
Sedangkan luas lahan panen pada 2011 mencapai 718 hektare terjadi peningkatan 1,63 persen, yakni pada 2010 sebanyak 13,12 ton per hektare. (*)