Jakarta (ANTARA) - Plt Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan Kemenko Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto mengatakan nantinya akan ada skema bilateral fund dalam pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur.
"Memang nanti kita akan set up (membentuk) dana spesifik untuk pembiayaan ibu kota baru ini," katanya ditemui di Jakarta, Kamis.
Seto menuturkan sudah ada beberapa pihak yang menyatakan minat untuk masuk dalam skema pembiayaan tersebut.
"Ada dua atau tiga negara yang spesifik menyatakan memang tertarik. Tapi tak usah disebut namanya," katanya.
Ia mengungkapkan bilateral fund itu nantinya tidak spesifik diperuntukkan bagi suatu negara. Pasalnya, pemerintah membuka opsi bagi institusi keuangan atau pembiayaan internasional.
Pendanaan lewat bilateral fund pun, lanjut Seto, akan punya wadah tersendiri di luar Sovereign Wealth Fund (SWF) yang akan dibentuk pemerintah.
"Mungkin nanti set up-nya sendiri," ujarnya.
Sebelumnya, berdasarkan data Kemenko Kemaritiman dan Investasi, pemerintah Indonesia membuat pooling fund yang telah diminati banyak lembaga investor internasional.
Pooling fund berupa Sovereign Wealth Fund sudah diminati tiga institusi internasional, bilateral fund sudah diminati satu negara, sekuritas sudah diminati lima perusahaan, dan satu perusahaan asuransi juga telah menyatakan minat di bidang asuransi.
Namun, hingga saat ini Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan belum secara tegas menyebutkan nama perusahaan-perusahaan, negara, atau investor yang dimaksud.
Yang pasti, lanjut Luhut, nantinya kawasan hiburan, pendidikan, riset dan pengembangan hingga kesehatan dan pusat keuangan akan jadi garapan swasta.
"Sementara pusat pemerintahan nantinya akan dibiayai oleh APBN," pungkasnya.
Skema "bilateral fund" untuk pembangunan ibu kota baru
Kamis, 27 Februari 2020 17:27 WIB
Memang nanti kita akan set up (membentuk) dana spesifik untuk pembiayaan ibu kota baru ini,