Jakarta (ANTARA) - Wafatnya Ciputra, membuat Indonesia kehilangan seorang tokoh yang menjadi salah satu pelopor pembangunan bangunan hunian dengan konsep "township" atau kompleks perumahan di kawasan perkotaan Nusantara.
"Ciputra Group besar karena membuat pembangunan township," kata Head of Research & Consultancy Savills Indonesia (konsultan properti) Anton Sitorus, kepada Antara di Jakarta, Rabu.
Anton memaparkan, pembangunan kluster perumahan di kawasan perkotaan dan sekitarnya tidak hanya dilakukan di berbagai daerah di Indonesia, tetapi hingga ke Vietnam.
Dengan demikian, lanjutnya, Ciputra juga dapat disebut termasuk sebagai pelopor yang menciptakan ide-ide pembangunan yang dalam hal skala termasuk cukup signifikan.
Anton menuturkan, Ciputra juga dinilai sukses membawa Badan Usaha Milik Daerah PT Pembangunan Jaya untuk berhasil membangun hunian masif sejak awal Orde Baru, di samping BUMN Perumnas.
Apalagi, lanjutnya, pada kala itu, BUMN Karya pada umumnya masih berkutat kepada segi infrastruktur secara umum, belum khusus untuk properti bidang residensial atau hunian.
Tidak hanya pada masa lalu, ujar dia, pada saat ini Ciputra Group juga dinilai layak mendapat apresiasi karena membangun proyek hunian yang relatif terjangkau di kawasan Maja, Banten.
Padahal, menurut dia, kondisi perekonomian global pada saat ini masih tidak menentu yang juga berdampak kepada kinerja perekonomian nasional.
Ciputra meninggal dunia pada usia ke-88. Pendiri Ciputra Group itu menghembuskan nafas terakhirnya pada pukul 01.05 waktu Singapura, Rabu (27/11).
Sebelumnya, kabar meninggalnya Ciputra yang juga pelopor industri properti nasional tersebut disampaikan oleh Corporate Communication PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Rika Lestari.
"Telah meninggal dunia dengan tenang, Bapak Ir Ciputra, Chairman dan Founder Ciputra Group di Singapore pada tgl 27 November 2019 pk 1:05 waktu Singapore. Kami keluarga besar Ciputra Group mengucapkan turut berduka yang mendalam dan mendoakan semoga Keluarga yg ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kedukaan ini,” demikian pesan singkat yang diterima Antara, di Jakarta.
Rika menjelaskan, untuk sementara jadwal pemakaman belum diinformasikan. "Kami masih menunggu informasi pemberangkatan jenazah dari Singapura ke Indonesia," ujar Rika.