Balikpapan (ANTARA News Kaltim) - Persatuan Pedagang Pasar Inpres Kebun Sayur (P3IKS) menolak rencana pengembangan pasar yang diajukan PT Gusher Mitra Sejahtera senilai Rp164 miliar.
Sebanyak 641 pedagang yang tergabung dalam P3IKS, Rabu, menolak PT Gusher Mitra Sejahtera yang berniat membangun Mal Permata di lahan yang sementara ini merupakan lokasi Pasar Inpres Kebun Sayur, Jalan R Soeprapto, Balikpapan Barat.
Para pedagang di Pasar Inpres Kebun Sayur umumnya menjual batu permata dan cenderamata khas Kalimantan, lalu pedagang emas, beberapa warung makan, serta sejumlah salon kecantikan.
Ada juga blok pasar yang menjual khusus peralatan keselamatan dan kesehatan kerja yang terkenal di kalangan para pekerja industri migas dan pertambangan.
Pedagang menolak karena apabila Plaza Permata jadi dibangun, sudah jelas mereka akan kehilangan tempat usahanya, tempat yang selama ini sudah dikenal masyarakat dan para pelanggannya.
"Walau kami dipindahkan ke tempat penampungan sementara, sangat besar kemungkinan usaha kami sudah berakhir ketika malnya sudah selesai," kata Haji Rahmad Hanan, Ketua II P3IKS.
Hal kedua, dikatakan Yuliati, Sekretaris P3IKS. Menurut pedagang fashion ini, pastilah mereka akan memulai utang baru dengan kewajiban membayar tempat berjualan baru di mal tersebut.
"Padahal kami baru saja melunasi cicilan di Kebun Sayur ini," katanya.
Menurut Yuli, ia baru saja bernapas lega setelah cicilan tiga kiosnya di Kebun Sayur sebesar Rp375 juta lunas.
Sebagai mal nantinya, para pedagang juga sudah memprediksikan mereka akan membuat pengeluaran ekstra untuk biaya-biaya keamanan, listrik, kebersihan, dan lain-lain.
"Sementara tidak ada jaminan bahwa mal itu akan sama ramainya sebagai tempat usaha dengan Pasar Kebun Sayur sekarang," kata Yuli lagi.
Pedagang pun menunjuk Plaza Kebun Sayur, pusat pertokoan yang berlokasi tepat di seberang Pasar Kebun Sayur yang juga kerap disebut Plaza BunSay.
"Kami yang punya toko di BunSay sana hanya punya omset terbaik Rp4 juta sebulan. Kami di Kebun Sayur sini, Rp30 juta sebulan. Padahal, toko di Plaza BunSay masih harus bayar cicilan kreditnya. Belum lagi biaya pemeliharaan, listrik, keamanan, dan lain-lain," kata Yuliati, Sekretaris P3IKS.
Sedangkan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Pasar Kota Balikpapan Arbain Side mengatakan masukan dari kedua belah pihak akan ditindak lanjuti oleh Pemkot untuk dijadikan bahan pertimbangan sebelum mengambil keputusan.
Dia menambahkan pengembangan Pasar Inpres terkait dengan revitalisasi aset Pemkot Balikpapan berupa tanah di wilayah tersebut.
"Memang harus ditata oleh pemkot karena pasar ini aset yang menjadi penyumbang PAD untuk APBD," kata Side. (*)
Pedagang Tolak Rencana Pembangunan Mal
Rabu, 18 April 2012 20:19 WIB