Samarinda (ANTARA) - Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) VI/Mulawarman Mayor Jenderal TNI Subiyanto meninjau kesiapan serangan pemukiman dalam latihan bersama angkatan darat tiga negara, yakni Indonesia, Malaysia, dan Philipina, di Juwata Krikil, Tarakan, Kalimantan Utara. Latihan gabungan itu diberi nama sandi Indomalphi Middle Land Exercise 2019.
"Latihan bersama ini merupakan kerja sama kementerian pertahanan ketiga negara," kata Subiyanto sebagaimana dikutip siaran pers Penerangan Korem 091/Aji Surya Natakusuma, Samarinda, yang diterima ANTARA, Selasa.
Dalam peninjauan di Juwata Krikil, Tarakan, Kalimantan Utara, Senin, Subiyanto didampingi Asisten Intelijen Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman Kolonel Infantri Sunaryo dan Asisten Operasi Kepala Staf Kodam VI/Mulawarman Kolonel Infantri Rudi Saladin.
Dalam peninjauan itu, terdapat materi serbuan pemukiman, fast ropping, dan penembak runduk yang ditampilkan anggota Batalion Infantri Raider 613/Raja Alam. Materi ini merupakan rangkaian materi yang beberapa hari dilatihkan bersama dengan pengamat dari Tentera Darat Diraja Malaysia dan Angkatan Darat Philipina.
Juga baca: TNI AD latihan bareng tentara Malaysia dan Filipina
Juga baca: Tentara Indonesia, Malaysia, Philipina gelar latihan bersama
Juga baca: Latma Kekar Malindo-43AB/2019 di tutup
Dalam kesempatan itu, Subiyanto mengatakan Latihan Bersama Indomalphil Middleland Exercise 2019 untuk menjalin kerja sama di bidang tertentu, termasuk kerja sama jika ada gangguan di kawasan perbatasan. Dalam latihan ini juga ada pengamat dari Brunei Darussalam dan Singapura untuk melihat bagaimana latihan ini berlangsung.
"Pada latihan bersama ini sifatnya mendesain bagaimana ketiga negara mencari idealnya pola latihan, kemudian di tahun-tahun berikutnya disempurnakan karena setiap hal selalu berubah dan berkembang," katanya.
Dari pantauan Subiyanto, latihan bersama ini sudah siap karena sudah dilaksanakan pralatihan sebelumnya, maka pada saat akan ditampilkan dan dilihat para pengamat dari beberapa negara mereka sudah paham bagaimana pelaksanaan latihan terkoordinasi.
"Dengan dilaksanakan latihan bersama ini dihadapkan oleh keadaan di lapangan sudah mendekati kondisi nyata, karena kita sadar bahwa ketiga negara ini mempunyai musuh yang sama yaitu sering terjadi penculikan, peredaran narkoba, dan kegiatan ilegal lain di kawasan perbatasan," ujarnya.
Untuk itu, lanjutnya, latihan bersama ini merupakan tindak lanjut dari beberapa kejadian ilegal itu sehingga diharapkan ke depan dapat mengatasi bersama sejumlah masalah yang ada di perbatasan dari tiga negara ini.