Tanjung Redeb (ANTARA) - Sekitar 500 peserta dari 99 kampung di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur, selama tiga hari (17-19 Juli 2019) mengikuti pelatihan yang dikemas dalam lingkar belajar masyarakat (LBM), guna membangun jaringan di masing-masing desa.
"Perkembangan dan kemajuan kampung-kampung di Berau saat ini sudah terlihat, sedangkan LBM ini demi untuk meningkatkan kapasitas lagi agar Berau terus maju dan mandiri," ujar Bupati Berau, Muharram di Berau, Kamis.
Kemajuan kampung di Berau ini dapat dibuktikan dengan seringnya menyumpang juara dalam berbagai lomba desa baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun di tingkat nasional.
Sejak beberapa tahun lalu, lanjutnya, desa terbaik se-Kaltim selalu diwakili oleh Berau, mulai dari Kampung Gurimbang, Tepian Buah, Kampung Maluang, dan saat ini diwakili oleh Kampung Batu Putih.
"Kampung Batu Putih tahun ini masuk dalam lima besar nasional lomba desa terbaik, ini luar biasa karena dari pelosok Berau bisa mewakili Indonesia bagian Timur," ucap Muharram.
Ia menyadari bahwa kemajuan kampung-kampung di Berau akan mampu mendukung kemajuan kecamatan, sehingga hal ini akan bermuara pada kemajuan kabupaten, kemajuan provinsi, dan pada akhirnya kemajuan negara.
"Kemajuan Berau yang dilakukan melalui Program SIGAP Sejahtera sudah diakui oleh Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Bahkan Berau akan menjadi percontohan nasional," ujarnya.
Sementara Kepala Dinas Pemberdaan Masyarakat dan Kampung (DPMK) Kabupaten Berau Ilyas Natsir, membenarkan bahwa keberhasilan Berau dalam membangun kampung sudah menjadi contoh di Indonesia.
Guna memperkuat kapasitas sumber daya aparat kampung dan pejuang SIGAP, lanjut Ilyas, kemudiaan pihaknya menggelar LBM, yang saat ini sudah berlangsung di tahun ketiga.
"Peserta LBM juga hadir dari Tenaga Pendamping Profesional Desa, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan pendamping dari Yayasan Dharma Bhakti Berau Coal," katanya.
Peserta yang hadir diharapkan bertambah pemahaman terhadap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kampung (RPJMKam), tata kelola perhutanan sosial, dan pengembangan Badan Usaha Milik Kampung (BUMKam).
Bahkan peserta diajak melakukan simulasi dalam menggali dan mengembangkan produk unggulan kawasan pedesaan (Prukades), termasuk konsolidasi pembangunan kampung.
"Hari pertama pelatihan, materi diisi oleh Kepala Desa Panggungharjo tentang keberhasilan mereka menjadi Juara Nasional dalam Lomba Desa pada 2014-2018. Hari kedua ini materi tentang pengelolaan perhutanan sosial dan pengembangan Kampung Iklim," ujarnya.
Hari ketiga akan mengupas kemandirian ekonomi desa berbasis pertanian dan inspirasi penghijauan lahan dengan pemateri antara lain Prof Abdulrahman Saad Aldawood, Ph.D dari Universitas King Saud, Arab Saudi, kemudian Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Samsul Widodo, dan Dekan Fakultas Pertanian UGM, Jamhari.