Sangata (ANTARA News Kaltim) - Seorang transmigran warga Desa Muara Wahau, Kecamatan Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Nadiman (40), kini mampu memperoleh penghasilan rata-rata Rp15 juta per bulan dari hasil perkebunan kelapa sawit miliknya.
"Melalui program Gerakan Daerah Pengembangan Agribisnis (Gerdabangagri) yang meluncurkan program menanam sawit, kami para transmigran awalnya mendapat jatah bibit sawit secara gratis," katanya saat menceritakan awal mula usahanya, Minggu.
Warga transmigrasi asal Jawa Tengah itu mengaku, awalnya pada 1999 mendapat jatah kebun seluas dua hektare (ha) dari Pemkab Kutai Timur.
Kemudian dari usahanya sendiri, Nadiman bisa menambah lahan kebun seluas delapan hektare dari Pemkab Kutai Timur untuk bercocok tanam, sesuai keinginan dan kemampuannya.
Saat itu tidak semua warga transmigrasi di Muara Wahau mau melakukan penanaman sawit. Warga sekitar juga banyak yang tidak menanam, sehingga bibit banyak yang rusak tersimpan di rumput-rumput atau ilalang.
"Karena bibit cuma-cuma, saya menanam dan memeliharanya hingga berbuah. Hasilnya itu sedang kami nikmati sekarang," katanya dengan nada bahagia menceritakan awal mula menanam sawit.
Menurut Nadiman, saat ini kebun kelapa sawit seluas 10 hekatre telah dipanen setiap bulan secara bergantian dari satu lokasi ke lokasi lainnya, dengan hasil rata-rata produksi Tandan Buah Segar TBS 2,5 ton atau setiap sepuluh hari ia panen.
Jadi kalau dalam hitungan 30 hari dari luas lahan kebun sawit 10 Ha, bisa dipanen Tandan Buah Segar (TBS) seberat 12,5 ton dengan harga Rp 1.200/Kg. Satu TBS kadang beratnya 5-6 kilogram.
"Penghasilan saya dari TBS per bulan sebesar Rp15 juta, namun untuk hasil bersih yang saya peroleh, sudah termasuk biaya panen dan perawatan sekitar Rp9 juta," katanya.
Ia mengaku dengan jerih payahnya itu sekarang mampu membiayai seluruh kebutuhan dalam keluarga maupun untuk biaya anak-anak melanjutkan sekolahnya, baik di Muara Wahau maupun nanti di Jawa.
"Meskipun nanti anak saya sukses, kami akan tetap tinggal dan menetap di Muara Wahau, karena rezeki kami di sini. Apalagi yang berhasil menikmati kelapa sawit bukan hanya saya tetapi banyak warga transmigrasi asal Jawa sukses dan berhasil di Muara Wahau Kutai Timur," katanya. (*)