Samarinda (ANTARA News Kaltim) - Para nelayan di pedalaman Kalimantan Timur mengkhawatirkan rencana pemerintah untuk melakukan konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG) karena dinilai akan menyulitkan mereka.
Ketua Karang Taruna Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur, Wahyudi, kepada ANTARA, Sabtu, menyatakan, para nelayan yang ada di pedalaman Kaltim yakni di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kutai Barat merasa khawatir dengan rencana konversi BBM ke BBG tersebut.
"Para nelayan yang selama ini mengandalkan hidup mencari ikan di Sungai Mahakam merasa khawatir jika pemerintah mengonversi BBM yang selama ini menjadi bahan bakar perahu mereka," ungkap Wahyudi.
Selama puluhan tahun, kata Wahyudi, nelayan di pedalaman Kaltim menggunakan premium atau bensin sebagai bahan bakar perahu mereka.
Menurut dia, konversi BBM ke gas mungkin bagi pemilik kendaraan tidak menjadi masalah sebab `konverter kit` (alat konversi) bisa dipasang.
Tetapi, katanya, bagaimana dengan para nelayan, khususnya nelayan di Hulu Sungai Mahakam di Kecamatan Muara Kaman yang mayoritas menggunakan mesin ketinting yang berbahan bakar premium atau bensin.
"Apakah pemerintah sudah memikirkan alat konversi itu bagi para nelayan. Apalagi selama ini tidak ada SPBU di Hulu Sungai Mahakam sehingga mereka hanya mengandalkan pembelian premiun secara eceran. Tidak mungkin ada pihak swasta yang mau membangun SPBG di Hulu Sungai Mahakam. Saya menilai konversi BBM ini akan mematikan para nelayan," ungkap Wahyudi.
Tokoh pemuda di Kutai Kartanegara itu juga mendesak pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara dan Provinsi Kaltim dan pihak DPRD untuk memperjuangkan nasib nelayan jika subsidi BBM tersebut dicabut.
"Kami meminta Bupati dan pihak DPRD Kutai Kartanegara serta Gubernur Kaltim nasib para nelayan jika konversi BBM ke BBG itu jadi dilakukan," katanya. (*)