Samarinda (ANTARA) - Subsektor pertambangan yang merupakan bagian dari sektor primer, menjadi lapangan usaha tertinggi dalam serapan investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sepanjang 2018 di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim), yakni mencapai 188,76 juta dolar AS, dari total PMA 587,5 juta dolar.
"Berada di posisi kedua adalah lapangan usaha industri makanan yang menyerap investasi sebesar 118,38 juta dolar AS," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kaltim Abullah Sani di Samarinda, Minggu.
Pada subsektor pertambangan terdapat 109 proyek yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 4.953 orang, dengan rincian 4.928 orang merupakan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan sisanya yang 25 orang merupakan Tenaga Kerja Asing (TKA.)
Sedangkan dari lapangan usaha industri makanan yang menyerap PMA 118,38 juta dolar AS itu, terdapat 73 proyek yang dikerjakan dengan melibatkan 1.470 pekerja yang terdiri atas 1.463 TKI dan tujuh TKA.
Perolehan investasi ketiga berasal dari subsektor transportasi, gudang, dan komunikasi dengan besaran PMA 86,56 juta dolar. Investasi ini berasal dari 17 proyek yang mampu menyerap delapan pekerja, yakni tujuh TKI dan satu TKA.
Dalam periode Januari-Desember 2018, katanya, jika dilihat dari negara asal penanam modal, maka dari 26 negara yang terdaftar investasinya masuk Kaltim, Singapura, Mauritius, dan Korea Selatan sebagai tiga negara yang menanamkan modalnya paling besar ketimbang negara lainnya.
Investor asal Singapura memberi kontribusi sebesar 30,32 persen dari total investasi asing, Mauritius 18,35 persen, dan Korea Selatan 15,52 persen.