Sangata (ANTARA News Kaltim) - Mantan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Tanri Abeng mengkhawatirkan gejolak ekonomi di kawasan Eropa dan Amerika Serikat karena bisa saja berdampak bagi Indonesia.
"Gejolak ekonomi dan masalah pada lembaga keuangan Eropah, Amerika Serikat dan Inggris pasti berpengaruh ekonomi seluruh dunia, termasuk lembaga keuangan Indonesia," kata Tanri Abeng di Sangata, Kamis.
Pernyataan itu disampaikan Tanri Abeng saat memberikan sambutannya pada pelantikan Badan Pengurus Daerah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan di gedung Serba guna, Bukit pelangi, Sangata.
Kondisi Eropa dan Amerika itu menyebabkan Jepang, Cina dan India mengurangi produksinya yang diekpspor ke berbagai negara.
"Jika negara-negara di Asia yang memiliki kekuatan ekonomi itu mengurangi produksinya, maka akan mengurangi ekspornya ke berbagai negara termasuk Indonesia," katanya.
Di tengah kekhawatiran itu, Tanri Abeng menilai bahwa jika Indonesia mampu mengatasi krisis global itu maka peluang untuk menjadi kekuatan ekonomi dunia besar karena memiliki berbagai potensi ekonomi yang belum dimanfaatkan secara optimal.
"Kita memiliki sumber daya, mulai dari tambang, pertanian, kelautan dan hasil alam lainnya termasuk pariwisata yang luar biasa," ujarnya.
"Potensi Indonesia luar biasa untuk tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia yang disebut BRIC atau Brazil, Rusia, India, Cina. Saya lihat 10 tahun kedepan Indonesia akan masuk di dalamnya, jadi BRIIC, Brazil, Rusia, India, Indonesia dan Cina," ujarnya.
Salah satu syarat agar Indonesia mampu menjadi kekuatan ekonomi baru adalah kemampuan pemerintah dalam mengelola seluruh potensi atau sumber daya itu.
"Syarat lain, yakni harus profesional. Profesional itu memiliki tiga pondasi, yakni harus mempunya ilmu, harus mempunyai keterampilan dan memiliki integritas atau jujur," katanya. (*)