Penajam (Antaranews Kaltim) - Desa Labangka Barat Kecamatan Babulu, Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur, memanfaatkan dana desa sebagai penyertaan modal mengelola air minum dalam kemasan untuk menggairahkan bisnis yang dikelola Badan Usaha Milik Desa atau BumDes setempat.
Camat Babulu Margono Hadi Susanto ketika dihubungi Minggu, mengatakan, Desa Labangka Barat mendirikan PT (Perseroan Terbatas) sebagai unit usaha BumDes yang akan mengembangkan usaha air minum dalam kemasan dengan biaya lebih kurang Rp1,4 miliar.
"Usaha yang dikembangkan itu salah satu program pemberdayaan masyarakat yang dilakukan Desa Labangka Barat menggunakan dana desa 2018, warga desa sudah sepakat menggunakan dana desa untuk penyertaan modal BumDes," jelasnya.
Awalnya warga Desa Labangka Barat menginginkan seluruh dana desa untuk penyertaan modal, namun seiring kebijakan pemerintah menetapkan prioritas penggunaan dana desa dalam program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat, bukan hanya satu program.
Sehingga penyertaan modal untuk BumDes atau program pemberdayaan masyarakat tersebut menurut Margono Hadi Susanto, hanya dialokasikan sekitar Rp800 juta dari 928 juta total dana Desa Labangka Barat.
"Kekurangan modal sekitar Rp600 juta itu menggunakan lembaran modal (saham) yang akan dilepas ke masyarakat. Mereka menyatakan siap dan mendorong segera menyelesaikan prosesnya. Jika BumDes bergairah akan terjadi perputaran ekonomi dan meningkatkan pendapatan desa," ujarnya.
Produksi dan penjualan perdana pabrik Air Minum Dalam Kemasan atau AMDK lanjut Kepala Desa Labangka Joko Sadyono, akan dilakukan paling lambat Januari 2019. Pengembangan BumDes sangat positif mendukung kemajuan usaha ekonomi masyarakat.
"Saat ini kami masih merampungkan proses pendirian PT Tirta Mukti Mandiri sebagai anak usaha BumDes Rawa Mukti Desa Labangka Barat, serta menyelasaikan DED (detai engineering detail) pabrik AMDK," katanya.
Potensi sumber mata air Mukti Desa Labangka Barat dengan debit produksi 5 liter per detik tambah Joko Sadyono, mampu memproduksi air dalam kemasan bentuk gelas sebanyak 400 dus per hari dan dijual dengan harga Rp15.000 hingga Rp16.000 per dus.
Dengan asumsi produksi dan harga penjualan air minum dalam kemasan tersebut diperkirakan dapat menghasilkan omzet mencapai sekitar Rp320 juta per bulan. Desa Labangka Barat bisa menjadi desa mandiri karena memiliki sumber pendapatan yang pasti.
Desa Labangka Barat, Kecamatan Babulu juga berencana mengembangkan usaha sektor pariwisata berupa "snorkeling" atau selam permukaan (dangkal) air tawar, dan akan menjadi satu-satunya wisata "snorkeling" air tawar di Indonesia. (*)