Balikpapan (Antaranews Kaltim) - Pemerintah Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, menargetkan tambahan pendapatan asli daerah hingga miliaran rupiah per bulan dari depo terminal barang di Pelabuhan Peti Kemas Kariangau di Kawasan Industri Kariangau.
"Dengan kapasitas bongkar muat hingga 4.000 TEUs, kami yakin PAD itu akan segera terwujud," kata Wakil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas`ud di Balikpapan, Selasa.
TEU atau twenty feet equivalent unit (satuan setara 20 kaki) adalah satuan penghitungan peti kemas. Satu kontainer panjang 20 kaki atau enam meter adalah satu TEU.
Di Pelabuhan Kariangau, lanjut wawali, biaya membongkar atau memuat satu peti kemas 20 kaki itu sekitar Rp700 ribu. Bila diperlukan dipindah-pindah di lingkungan pelabuhan, ada biaya Rp140 ribu untuk peti kemas penuh dan Rp90 ribu untuk yang kosong.
Kapasitas hingga 4.000 TEUs itu juga berarti akan ada ratusan pergerakan kontainer setiap hari. Semuanya dikerjakan secara mekanik atau menggunakan mesin-mesin modern, sehingga efektif dan efisien serta hemat biaya bagi pengusaha.
"Akan jadi hadiah ulang tahun ke-121 buat Kota Balikpapan," tambahnya.
Depo terminal barang di Pelabuhan Peti Kemas Kariangau itu dibangun di atas lahan seluas 4 hektare milik Pemkot Balikpapan.
Dengan posisinya yang lebih mudah dicapai daripada pelabuhan-pelabuhan lain di Kalimantan Timur, ia juga optimistis depo terminal barang akan menjadi pilihan yang menguntungkan.
Selain itu, keberadaan jalan tol Balikpapan-Samarinda yang rencananya dioperasionalkan pada 2019 juga akan menjadi pendukung eksistensi pelabuhan tersebut, yang membuatnya terkoneksi dengan daerah-daerah pedalaman di Provinsi Kalimantan Timur.
Menurut Rahmad, depo terminal barang itu akan dikelola perusahaan daerah (BUMD) milik Pemkot Balikpapan bekerja sama dengan PT Pelindo IV yang juga mengoperasikan Kariangau Kontainer Terminal (KKT) milik Pemprov Kaltim dengan pengelola perusda. (*)