Long Bagun, Mahakam Ulu (ANTARA Kaltim) - Kampung Batoq Kelo, Long Bagun, Kabupaten Mahakam Ulu, Kalimantan Timur, mengelola kawasan perhutanan sosial seluas 8.847 hektare dengan potensi hutan dimanfaatkan antara lain bertanam gaharu, rotan, buah lokal, dan aneka pohon hutan.
"Pengelolaan perhutanan sosial di Batoq Kelo ini berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: 530/Menlhk-PSKL/PKPS/PSL.0/2/2017," ujar Siswaningtyas, Ketua Kawal Borneo Community Foundation Komunitas Konservasi Indonesia (KBCF-KKI) Warsi, di Ujoh Bilang, Kamis.
Hak pengelolaan hutan kampung (HPHK) di Batoq Kelo yang dikeluarkan menteri masih baru, sehingga saat ini baru mulai dijalankan perencanaannya.
Adapun rencana pengelolaan hutan kampung untuk jangka waktu 10 tahun, antara lain pelatihan pemetaan partisipatif dan GPS, pelatihan pengelolaan usaha perhutanan sosial, pelatihan memahat dan mengukir kayu hasil hutan.
Kemudian pelatihan membuat aneka produksi rotan, pengelolaan rempah alami mulai pascaproduksi, pengemasan sampai dengan pemasaran, pelatihan pengolahan makanan berbahan baku alam berupa diversifikasi (penganekaragaman pangan) produk buah-buahan lokal.
Rencana jangka menengah lainnya adalah budi daya jamur, pembibitan tanaman kehutanan, pelatihan penanggulangan kebakaran hutan, pelatihan komputer, pelatihan pengelolaan keuangan keluarga, pengolahan air kemasan, pelatihan keterampilan pertanian, dan sejumlah kegiatan lainnya.
Sedangkan jenis kegiatan konservasi, perlindungan dan pengamanan hutan yang akan dilakukan adalah konservasi untuk berbagai tumbuhan lokal, pakan fauna setempat, dan apotek hidup dengan luas 10.000 m2.
Kemudian melakukan perlindungan dan pengamanan berupa penandaan batas dan pembagian zonasi, dilanjutkan dengan penanggulangan bencana kebakaran, perlindungan flora dan fauna, termasuk melakukan sosialisasi aturan mengenai satwa liar yang dilindungi.
"Satwa liar yang dilindungi dan tidak boleh diburu itu adalah orang utan, payau (rusa), burung enggang, merak, lutung, kukang, kancil, ayam hutan, kijang, beruang madu, trenggiling, ular, kucing hutan, macan dahan, landak, dan aneka satwa lainnya," kata Siswaningtyas pula. (*)
Batoq Kelo Kelola Perhutanan Sosial 8.841 Hektare
Kamis, 30 November 2017 10:17 WIB