Penajam (ANTARA Kaltim) - Diduga akibat mengalami desakan ekonomi, seorang warga Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.
"Pelaku bunuh diri itu bernama Karwin (67), ditemukan tetangganya pada Kamis pagi sekitar pukul 08.30 Wita, tewas tergantung di pos TBS (tandan buah segar) sawit," kata Kabag Ops Polres Penajam Paser Utara Komisaris Polisi I Nyoman Suteja, ketika dikonfirmasi, Kamis.
"Wahyudi (tetanga pelaku bunuh diri), kaget karena saat ingin menimbang sawit miliknya di pos TBS sawit milik Karwin dan menemukan Karwin dalam kondisi tergantung sudah tidak bernyawa," jelasnya.
Sebelum ditemukan tewas tergantung di pos TBS sawit, lanjut I Nyoman Suteja, warga RT 04 Desa Tengin Baru, Kecamatan Sepaku tersebut sempat mengantar anaknya ke sekolah.
Bahkan, Karwin juga sempat mampir di salah satu toko dekat rumahnya untuk membeli minuman, sehingga warga geger dengan penemuan Karwin yang tewas tergantung tersebut.
Tewasnya pria tersebut menurut I Nyoman Suteja, diduga murni bunuh diri, karena dari hasil visum tidak ditemukan adanya luka akibat kekerasan pada tubuh Karwin.
"Kami sudah olah TKP (tempat kejadian perkara) dan melakukan visum jasad pelaku bunuh diri itu dan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan," ujarnya.
Namun untuk motif yang mendasari aksi gantung diri tersebut tambah I Nyoman Suteja, polisi masih mendalami dan dugaan sementara karena adanya desakan ekonomi.
Pada 2016 terjadi tiga kasus bunuh diri dengan cara gantung diri di Kabupaten Penajam Paser Utara, Hasan (36) seorang tenaga honorer Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemukiman yang ditemukan tewas tergantung di kamar mandi rumahnya, karena depresi atau tertekan atas permasalahan keluarga.
Selain itu Tatat Mujiharto (67) warga Jalan Jenderal Sudirman No 46 Kelurahan Damai, Balikpapan Selatan ditemukan tewas tergantung di pohon akasia, di belakang SPBU (stasiun pengisian bahan bakar umum) Kilometer 9 Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam.
Kemudian seorang siswi SMK di Kabupaten Penajam Paser Utara, Sultiana (17) yang diduga nekad mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri di pekarangan rumah di RT 02 Desa Sesulu, Kecamatan Waru, karena depresi atau tertekan atas perceraian orang tuanya. (*)