Bandung (ANTARA News) - Penyakit metabolik dapat membaik dengan berpuasa
karena keteraturan dan kecukupan jadwal, jumlah serta pola makan akan
mempengaruhi kesehatan, kata Dokter Spesialis Penyakit Dalam Divisi
Endokrinologi RS Hasan Sadikin (RSHS) Dr Miftahurahman di Bandung,
Senin.
"Siapa bilang puasa itu membuat lemas, itu hanya pola pikir yang
salah. Dengan berpuasa dapat menyembuhkan atau mengurangi penyakit
metabolik," kata Miftah pada diskusi kesehatan RSHS pada Bulan Ramadhan
itu.
Menurut dia justeru puasa itu dapat membuat seseorang lebih produktif dan kesehatan akan dicapai dalam bulan puasa.
Menurut dia puasa menyehatkan, manfaatnya begitu banyak terhadap
sisi medis. Selain itu puasa juga menyehatkan rohani dan jasmani.
Miftah mengatakan selama bulan puasa kelebihan beban metabolisme
dalam bentuk kolesterol, asam urat dan gula darah akan "dicuci". Orang
yang berpuasa dilatih untuk menetralkan kelebihan beban metabolisme itu.
Menurut dia saat berpuasa terjadi perubahan fungsi sel, gen dan
hormon. Kemudian terjadi penurunan kadar insulin dan peningkatan kadar
glukarbon, serta memfasilitasi pembakaran lemak.
Secara teoritis, kata dia puasa akan merangsang pelepasan hormon
pertumbuhan yang berfungsi meregenerasi atau memperbaiki sel. Puasa juga
meningkatkan daya tahan tubuh, memperpanjang umur, dan menekan tingkat
kepikunan atau alzheimer.
Sementara itu Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Kartika Ruchiatan
mengatakan tidak seharusnya puasa menjadi kambing hitam terhadap
permasalahan yang terjadi pada kulit.
"Puasa memiliki banyak kelebihan. Jika kita merasa kulit terasa
kering pada bulan puasa sebetulnya hal tersebut dipengaruhi oleh udara
di luar terlebih bulan puasa bertepatan dengan musim kemarau," kata
Kartika.
Kartika juga menyarankan agar minum delapan gelas perhari supaya
membantu kulit tetap terjaga kelembapannya dan tidak mengalami hidrasi.
Ahli Gizi Asep Ahmad Munawar berpendapat baik pada bulan puasa
maupun bulan biasa prinsip pemenuhan gizi haruslah tetap dijalankan.
"Yang membedakan adalah pola makan. Dimana seluruh nutrien yang
kita butuhkan tergantung dari apa yang kita konsumsi," kata Asep.
Ia mengatakan dalam setiap hidangan haruslah ada makanan pokok,
lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah-buahan dan juga minum susu satu
gelas.
Menurut Asep, setelah berbuka puasa sebaiknya tidak langsung
mengonsumsi makanan yang berat. Namun rongga lambung beradaptasi dengan
makanan yang hadir, sehingga lambung tidak mengalami keterkejutan. (*)
Puasa Dapat Mengatasi Penyakit Metabolik
Selasa, 14 Juni 2016 10:27 WIB