Samarinda (ANTARA Kaltim) - Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur menggelar Sekolah Lapang tentang Pengendalian Hama Terpadu (SL-PHT) lanjutan untuk petani lada dan karet di Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
"SL-PHT ini merupakan wadah belajar dengan metode partisipatif, yakni pelajaran dan praktik langsung yang difokuskan pada teknik budidaya, pengamatan, dan pengendalian hama penyakit, kelembagaan, pengolahan hasil hingga pemasaran produk olahan," ujar Kepala Disbun Kaltim Etnawati di Samarinda, Rabu.
Didampingi Kepala Bidang Perlindungan Disbun Kaltim Henny Herdiyanto, ia menjelaskan sekolah lapang di kabupaten tersebut sudah berjalan dalam dua hari ini hingga beberapa hari ke depan, dengan target para peserta memahami dan mampu merawat tanaman.
Menurut Etnawati, sekolah lapang digelar dalam upaya meningkatkan produksi lada dan karet, karena akhir-akhir ini produksi kedua komoditas tersebut di Penajam Paser Utara cenderung menurun.
Penurunan produksi komoditas lada dan karet terjadi karena adanya beberapa faktor, di antaranya akibat organisme pengganggu tanaman yang hingga kini masih menghantui petani, bahkan pekebun bersama pihak terkait terkadang sulit mengendalikan.
"Pelatihan tahun ini merupakan SL-PHT lanjutan dari tahun sebelumnya dan berlangsung selama delapan kali pertemuan, terdiri dari SL-PHT lanjutan komoditas lada diikuti 25 orang peserta dari Kelompok Tani Sri Rejeki B di Argomulyo (Desa Semoi 1) dan SL-PHT lanjutan komoditas karet diikuti 25 orang peserta dari Kelompok Tani Gemah Ripah di Desa Semoi 2," katanya.
Menurut ia, SL-PHT sangat bermanfaat bagi petani, karena kemampuan peserta diasah dalam melakukan identifikasi di kebunnya sendiri, termasuk dalam upaya pengendalian hama dan penyakit yang berwawasan lingkungan.
Etnawati meyakini, setelah petani mengikuti sekolah lapang, maka produksi pertanian mereka akan meningkat dibandingkan sebelum mengikuti pelatihan, karena hasil ini sudah terbukti dari beberapa kali sekolah lapang yang pernah digelar beberapa tahun lalu.
"Setelah mengikuti sekolah lapang, petani bisa menjadi dokter di kebunnya sendiri dari serangan hama yang lebih menitikberatkan pada perawatan kebun yang ramah lingkungan, di antaranya dengan pengendalian hama dan penyakit tanpa menggunakan pestisida," ujarnya. (*)
Disbun Kaltim Gelar Sekolah Lapang Pengendalian Hama
Rabu, 30 Maret 2016 20:01 WIB