Samarinda (ANTARA) - Peringatan Hari Guru Nasional ke-79 diwarnai harapan akan kesetaraan kesejahteraan bagi para guru di Kalimantan Timur.
"Kami ingin tak ada lagi kesenjangan dalam hal penghasilan dan tunjangan guru di berbagai jenjang pendidikan," kata Sekretaris Umum Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Timur Musyahrim di Samarinda, Senin.
Ia menyebut meskipun profesi sama, yaitu guru, namun tempat bekerja berbeda, ada guru taman kanak-kanak, guru SD, guru SMP, guru SMA/SMK, yang terdapat perbedaan dari segi penghasilan maupun tunjangan
Ia mencontohkan, ada guru TK yang menerima penghasilan di bawah Rp500.000, sementara tunjangan guru SD di Samarinda sebesar Rp1 juta, berbeda jauh dengan tunjangan guru SMA yang mencapai Rp4 juta.
"Masa kerja sama, beban tugas sama, tapi perlakuan berbeda. Kami ingin ke depan, jika profesi sama, diberikan penghargaan yang sama," tegas Musyahrim.
Menurutnya, kesejahteraan guru merupakan faktor penting dalam menciptakan guru yang bermutu. Guru yang sejahtera akan lebih fokus pada tugasnya dalam mendidik dan meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
"Guru sejahtera baru bisa menjadi guru bermutu. Guru bermutu, Indonesia maju," ujarnya.
Musyahrim menambahkan, PGRI sebagai organisasi profesi dan perjuangan memiliki tugas memperjuangkan kesejahteraan guru.
Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan fasilitas yang memadai bagi guru, bukan malah menambah beban mereka.
"Kita senang mendengar Wakil Menteri Pendidikan menyampaikan akan mengurangi beban administrasi guru. Menteri Pendidikan juga menyampaikan akan meningkatkan kesejahteraan guru," kata Musyahrim.
Ia juga menyoroti peran penting guru dalam dunia pendidikan. Meskipun saat ini teknologi informasi berkembang pesat, peran guru tetap tidak tergantikan.
Musyahrim berharap, aspirasi PGRI Kaltim ini didengar oleh para pengambil kebijakan, termasuk anggota DPRD. Kesetaraan kesejahteraan guru diharapkan dapat segera terwujud sehingga kualitas pendidikan di Kalimantan Timur semakin meningkat.