Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tengah bertransformasi dari sektor energi tak terbarukan menuju sektor energi terbarukan melalui penguatan sektor pertanian, termasuk hilirisasi peternakan dengan penajaman dari hulunya.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnak) Kaltim Fahmi Himawan di Samarinda, Minggu, menyampaikan bahwa hilirisasi produk peternakan menjadi fokus pemerintah, namun perlu diiringi dengan penguatan di sektor hulu.
"Hilirisasi tidak akan berjalan jika sumber bahan baku tidak tersedia," kata Fahmi.
Ia menjelaskan, Kaltim selama ini bukanlah daerah penghasil pangan, termasuk produk hewani. Kebutuhan daging, telur, dan susu masih bergantung pasokan dari luar daerah.
"Ayam lokal masih bisa terpenuhi 80-90 persen, tapi sapi dan telur masih didatangkan dari Jawa Timur, Sulawesi, NTT, dan NTB," ungkapnya.
Kondisi ini menjadi tantangan dalam mewujudkan hilirisasi produk peternakan. Fahmi menegaskan pentingnya meningkatkan produksi di sektor hulu agar hilirisasi dapat berjalan optimal.
Salah satu upaya pemerintah dalam memperkuat hulu adalah dengan mengembangkan Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT). Program ini bertujuan untuk meningkatkan produksi daging sapi secara berkelanjutan.
"PDKT diharapkan dapat menyediakan bahan baku bagi industri hilirisasi produk peternakan," jelas Fahmi.
Selain itu, Disnak Kaltim juga menggodok kajian pemanfaatan sumber daya alam lokal untuk pakan ternak, seperti mangrove dan limbah sawit.
"Jika kajian ini berhasil, akan sangat membantu dalam menyediakan pakan ternak dengan harga yang kompetitif," ujarnya.
Fahmi mengungkapkan, pihaknya juga menjalin kerja sama dengan perusahaan tambang dalam pengembangan peternakan.
"Beberapa perusahaan tambang telah berkontribusi dalam peningkatan kapasitas produksi peternakan di sekitar wilayah operasi mereka," katanya.
Disnak Kaltim juga mendorong perusahaan sawit untuk berperan dalam pengembangan peternakan melalui program integrasi sapi dan sawit.
"Kami telah melakukan pertemuan dengan asosiasi perusahaan sawit untuk membahas implementasi program tersebut," tambahnya.