Samarinda (ANTARA Kaltim) - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur Aden Gultom mengemukakan angka buta aksara di setiap daerah sulit menembus nol persen, karena banyak faktor yang menjadi kendala, di antaranya faktor alam dan dari diri manusia sendiri.
"Berdasarkan data, dari dulu hingga kini belum ada satu provinsi pun di Indonesia yang tingkat buta aksaranya nol persen. Kondisi ini tentu banyak indikator penyebabnya, seperti kemampuan manusia yang berbeda dan faktor alam," kata Aden Gultom di Samarinda, Selasa.
Ia menyampaikan hal itu saat acara sosialisasi aplikasi metode baru dalam perhitungan IPM sesuai anjuran organisasi multilateral dunia bidang bantuan teknis dan pembangunan SDM, yakni United Nations Development Programme (UNDP).
Sosialisasi yang digelar di aula lantai tiga BPS Kaltim itu dihadiri antara lain kalangan akademisi dan wartawan. Akademisi diundang dalam acara itu karena fungsi data sangat penting sebagai bahan kajian, sedangkan turut berperan menyebarkan informasi berdasarkan data yang akurat.
Menurut ia, faktor alam yang dimaksud bisa berupa warga yang tinggal di pedalaman atau daerah terpencil, sehingga mereka sulit memperoleh pendidikan baik di jenjang formal maupun nonformal.
Sedangkan ditinjau dari sisi ketidakberdayaan manusia, jika dari keluarga miskin kemudian anaknya sejak kecil sudah membantu orang tuanya bekerja, maka anak tersebut akan memilih untuk terus bekerja karena mendapat penghasilan guna membantu kehidupan orang tuanya.
Bisa juga karena kondisi fisik manusia yang cacat dan dari keluarga miskin, apalagi jika tinggal di daerah perdesaan, sehingga dia memiliki keterbatasan untuk bisa memperoleh pendidikan.
Saat ini, lanjut dia, angka buta aksara di Provinsi Kaltim masih tercatat sekitar 25.000 orang atau 1,25 persen dari total warga Kaltim berusia 15 tahun ke atas, namun angka tersebut masih di bawah rata-rata nasional yang mencapai 3,86 persen.(*)