Samarinda (ANTARA Kaltim) - Sedikitnya 30 hektare kawasan hutan di areal rehabilitasi orangutan Samboja Lestari, Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, terbakar.
Koordinator Komunikasi Samboja Lestari, Suwardi ketika dihubungi dari Samarinda, Senin sore, mengataka kebakaran hutan di kawasan rehabilitasi orangutan yang didirikan oleh Borneo Orangutan Survival (BOS) Fondation itu diketahui pada Senin siang, sekitar pukul 11. 00 Wita.
"Kami mendapatkan informasi tersebut dari tim patroli kami yang memantau dan melihat adanya titik api di kawasan Samboja Lestari. Bersama tim teknis, kami kemudian mencoba melakukan pemadaman seadanya, sambil meminta bantuan pemadam kebakaran dan BKSDA," ungkap Suwardi.
Kawasan yang terbakar tersebut kata Suwardi, merupakan pohon penelitian yang sebagian besar berada di areal hutan rehabilitasi orangtuan Samboja Lestari.
"Areal yang terbakar itu, adalah pohon yang digunakan untuk penelitian dan pada bagian bawahnya juga terdapat semak. Sebagian besar kawasan yang terbakar itu masuk areal Samboja Lestari dan hanya beberapa hektare berada di luar. Kebakaran ini berpotensi meluas sebab kondisi cuaca saat ini yang tidak menentu," kata Suwardi.
Belum diketahui secara pasti munculnya api di kawasan rehabilitasi orangutan tersebut namun menurut Suwardi, kebakaran diduga disebabkan gesekan rumput yang menimbulkan panas akibat dampak elnino.
"Kami tetap berpikir positif bahwa kemungkinan pemicu kebakaran itu akibat gesekan rumput sehingga menimbulkan api sebagai dampak elnino. Hal itu terlihat adanya titik-titik api di beberapa tempat juga saat kami lakukan pemadaman, tiba-tiba di belakang kami muncul lagi titik api," katanya.
"Kami baru mengumpulkan informasi terkait kemungkinan adanya faktor lain atau kesengajaan," ujar Suwardi.
Kebakaran tersebut tambahnya, belum sampai mengganggu orangutan di kawasan Samboja Lestari, karena lokasinya dari areal yang terbakar dengan kandang berjarak satu hingga dua kilometer.
Namun, tim medis BOS Fondation kata Suwardi tetap memantau kesehatan orangutan untuk mengantisipasi kemungkinan penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kabut asap tersebut.
"Lokasi kebakaran dengan kandang-kandang sosialisasi orangutan berjarak sekitar satu sampai dua kilometer dan kandang baru berjarak sekitar 500 meter. Apalagi, arah angin tidak mengarah ke kandang sehingga kebakaran tersebut belum sampai membahayakan orangutan," katanya.
"Namun, tim medis tetap melakukan antisipasi dengan terus memantau kesehatan orangutan agar tidak terkena dampak kabut asap akibat kebakaran tersebut," ungkap Suwardi.
Kebakaran tersebut lanjut Suwardi merupakan kebakaran terparah karena kawasan yang terbakar sebagian besar berada di areal Samboja Lestari.
"Pada kebakaran tahun lalu (2014) hanya sebagian kecil areal Samboja Lestari yang ikut terbakar. Kebakaran sebelumnya tersebut akibat aktivitas masyarakat yang membuka lahan dengan cara dibakar namun tidak sampai seperti saat ini yang sebagian besar kawasan hutan penelitian terbakar," kata Suwardi. (*)