Samarinda (ANTARA Kaltim) - Pemerintah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, melalui instansi terkait melakukan budidaya peternakan sapi dengan pola integrasi sapi-sawit, suatu program pengembangan sapi di lahan perkebunan kelapa sawit yang banyak tersebar di daerah setempat.
"Program integrasi sapi di lahan perkebunan sawit ini merupakan bantuan dari APBN Perubahan 2015 dengan pola bantuan melalui Dinas Peternakan Provinsi Kalimantan Timur," kata Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan Kota Samarinda Syamsul Bachri dihubungi di Samarinda, Minggu.
Dalam program ini, lanjut dia, terdapat tiga kelompok ternak di Samarinda yang mendapat bantuan sebanyak 210 ekor sapi impor dari Northem Territory, salah satu negara bagian Australia, yang banyak memiliki populasi sapi jenis Brahman Cross (BC).
Tiga kelompok yang mendapat bantuan pengembangan integrasi sapi-sawit itu adalah Kelompok Ternak Bersatu di Kelurahan Lempake, Kecamatan Samarinda Utara. Kelompok yang diketuai Sugiyo ini mendapat bantuan sebanyak 70 ekor sapi.
Penerima kedua adalah Kelompok Ternak Usaha Karya Tani I di kelurahan Sungai Siring yang diketuai M Idup, dengan sapi yang akan diterima sebanyak 70 ekor.
Ketiga adalah Kelompok Ternak Usaha Karya Tani II di Kelurahan Sungai Siring, Kecamatan Samarinda Utara. Kelompok yang diketuai Jamal ini juga mendapat bantuan sebanyak 70 ekor sapi.
Sebelumnya, mereka telah melalui pencacahan dan dilakukan verifikasi tim dari kaltim tentang kesiapan menerima sapi, seperti kesiapan kandang, lahan sawit yang dimiliki, serta kesiapan lainnya agar sapi yang diberikan dapat berkembang biak.
Menurut ia, mereka yang mendapat program bantuan integrasi adalah kelompok tani yang memiliki lahan perkebunan sawit.
Pola integrasi ini akan sangat menguntungkan karena kotoran sapi bisa menjadi pupuk bagi kelapa sawit, sementara limbah sawit dan hijauan tanaman di bawahnya bisa menjadi pakan sapi.
Jumlah sapi yang disalurkan dalam program ini lebih banyak yang betina ketimbang yang jantan, karena satu pejantan bisa mengawini hingga empat ekor betina dalam satu hari, sehingga para betinanya cepat beranak pinak guna mempercepat populasi sapi di Samarinda.
Setelah itu, para "pedet" (anak sapi) yang dilahirkan juga diharapkan tidak dipotong atau dijual, sehingga mereka bisa dewasa dan beranak pinak lagi.
Dengan demikian, pada 2018 Kota Samarinda bisa membantu mewujudkan prgram Kaltim yang ingin memiliki populasi dua juta ekor sapi. (*)
Samarinda Integrasikan 210 Sapi dengan Perkebunan Sawit
Minggu, 12 Juli 2015 19:10 WIB