Balikpapan (ANTARA) - Pemerintah Kota Balikpapan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) mengawasi secara langsung proses pemotongan hewan kurban bantuan Presiden Republik Indonesia berupa seekor sapi jenis simental cross seberat 830 kilogram di Masjid Al Ula, Kelurahan Baru Ulu, Sabtu (7/6).
“Pemotongan sapi bantuan Presiden kami pantau langsung sejak sebelum disembelih hingga pasca pemotongan. Tujuannya memastikan kondisi kesehatan hewan dan daging yang dihasilkan layak dikonsumsi,” kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Peternakan DKP3 Kota Balikpapan, Muhammad Bisri.
Ia mengemukakan, pengawasan dilakukan sebagai bagian dari upaya Pemkot Balikpapan dalam menjamin pelaksanaan kurban berjalan sesuai syariat Islam, serta memastikan aspek kelayakan dan keamanan konsumsi bagi masyarakat.
Menurut Bisri, pemeriksaan dilakukan secara berlapis, mencakup tahap antemortem (sebelum disembelih) dan postmortem (setelah disembelih), oleh tim petugas kesehatan hewan yang telah diterjunkan sejak hari pertama Idul Adha.
“Sapi bantuan ini termasuk yang berkualitas tinggi. Bobotnya mencapai 830 kilogram, dan kami perkirakan menghasilkan 350 hingga 400 kilogram daging sapi,” ujarnya.
Pemotongan hewan kurban di Masjid Al Ula melibatkan panitia kurban, relawan, serta tenaga medis dari DKP3 dan Rumah Potong Hewan (RPH) Balikpapan.
"Proses penyembelihan berlangsung sejak pagi hari hingga menjelang siang," tuturnya
Bisri melanjutkan, sejak pelaksanaan Idul Adha, DKP3 Balikpapan telah menurunkan 15 tim pemeriksa yang terdiri atas 60 orang petugas, menyebar ke seluruh wilayah kota guna melakukan pemeriksaan hewan kurban.
“Hingga hari ini kami belum menemukan adanya penyakit menular pada hewan kurban. Tetapi kami temukan hanya beberapa kasus hati cacingan di tiga lokasi. Itu pun tidak membahayakan manusia,” jelasnya.
Meski tidak berbahaya, Bisri menyarankan agar hati yang terinfeksi cacing sebaiknya tidak dikonsumsi karena nilai gizinya berkurang dan dapat mengganggu pencernaan.
“Bagian hati yang ditemukan mengandung cacing harus dimusnahkan dan tidak dibagikan kepada masyarakat. Ini sudah kami sosialisasikan kepada seluruh panitia,” tegasnya.
Bisri menegaskan, pemeriksaan akan terus dilakukan hingga akhir hari tasyrik pada 13 Zulhijah atau Senin, 9 Juni 2025.
“Kami tetap menurunkan petugas di lapangan selama hari tasyrik, jika masih ada pemotongan hewan kurban, tetap kami awasi,” kata Bisri.
Ia menambahkan, seluruh hewan kurban yang berasal dari luar Kalimantan telah melalui proses karantina dan dinyatakan bebas penyakit menular, seperti Penyakit Mulut dan Kaki (pmk), Lumpy Skin Disease (LSD), maupun jembrana.
Kemudian,untuk sapi lokal atau yang diternak di Kota Balikpapan telah dibina dan divaksinasi sejak enam bulan sebelum hari raya kurban.
“Kami mengawasi sejak tahap awal, peternak lokal rutin kami bina dan sapi-sapi tersebut sudah divaksin lengkap,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Kurban Masjid Al Ula, Abdul Qadir, mengatakan sebanyak 15 ekor hewan kurban disembelih tahun ini, terdiri atas sembilan ekor sapi dan enam ekor kambing satu di antaranya merupakan sapi bantuan dari Presiden.
“Alhamdulillah tahun ini kami mendapat kehormatan menerima bantuan satu ekor sapi dari Presiden. Sapi jenis simental ini diserahkan melalui pemerintah daerah,” ujar Abdul Qadir.
lanjutnya, untuk menjamin kelancaran distribusi daging kurban, panitia mencetak dan menyalurkan 1.200 kupon daging melalui delapan RT di lingkungan sekitar masjid yang masing-masing mendapatkan 100 kupon.
“Warga tidak perlu datang ke masjid, kami ingin menghindari kerumunan cukup ambil kupon di lingkungan RT masing-masing,” tambahnya. (Adv)