Penajam (ANTARA Kaltim) - Para nelayan di Kabupaten Penajam Paser Utara, menggunakan rumpon cerdas untuk membantu mereka mendeteksi keberadaan ikan, kata Kepala Sub Bidang Sistem Aplikasi Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Supriono Agung Wibowo.
"Sejak dicanangkannya program `National Science and Technology Park (NSTP) Maritim` di Kabupaten Penajam Paser Utara, kami telah melakukan berbagai kegiatan di antaranya, penerapan dan pelatihan teknologi lingkungan kelautan untuk peningkatan nilai tambah hasil tangkap," ungkap Supriono Agung Wibowo, di Penajam, Sabtu (11/7).
"Kegiatan itu salah satunya menghasilkan aplikasi teknologi rumpon cerdas bagi para nelayan tangkap di Penajam Paser Utara," ujarnya.
Supriono Agung Wibowo yang juga sebagai Kepala Tim Penelitian dan Pengerjaan Rumpon Cerdas di Kabupaten Penajam Paser Utara tersebut mengatakan, pengembangan alat deteksi ikan itu bertujuan memberikan peningkatan kualitas bagi nelayan tangkap ikan di daerah itu.
Rumpon cerdas tersebut, lanjut Supriono Agung Wibowo, akan dilengkapi dengan sejumlah peralatan yang dapat mendeteksi keberadaan ikan, berupa "Global Positioning System" (GPS) sehingga nelayan dapat mengetahui rumpon yang banyak ikannya.
Keberadaan rumpon cerdas, tambah Supriono Agung Wibowo, akan mengoptimalkan rumpon ikan yang biasanya dibuat oleh nelayan selama ini dari dedaunan, kemudian diikat dengan pemberat dan diletakkan di suatu tempat yang sudah ditentukan.
Keberhasilan aplikasi teknologi rumpon cerdas, menurut dia, mempunyai dampak yang positif karena nelayan lebih menghemat pemakaian bahan bakar minyak (BBM) kapal serta perencanaan waktu dan lokasi penangkapan ikan lebih cermat dan efesien.
"Para nelayan kebanyakan membuat rumpon yang diletakkan di berbagai tempat. Tapi ketika akan menangkap ikan, mereka belum mengetahui rumpon mana yang banyak ikannya," katanya.
"Nelayan mencoba secara acak menangkap ikan di rumpon yang dianggap banyak ikannya. Cara konvensional itu tidak efektif dalam operasional penangkapan ikan, khususnya berkaitan dengan konsumsi BBM yang dipakai dan waktu yang digunakan," ungkap Supriono Agung Wibowo. (*)