Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Pertamina mengimbau golongan yang mampu di masyarakat untuk menjadi konsumen BBM dan Elpiji non-subsidi.
"Kalau Elpiji itu Bright Gas, untuk BBM ada Dex untuk mesin solar, dan pertamax bagi mesin bensin," kata Humas Pertamina Marketing Operation Region (MOR) VI Andar Titi Lestari, Selasa.
Menurut Lestari, meski perbedaan harganya cukup signifikan, pemakaian pertamax misalnya, justru lebih hemat dan membuat efisien.
Pertamax per liter saat ini berkisar Rp11.000 sementara premium Rp8500. Namun karena mengandung oktan yang lebih tinggi, konsumsi pertamax lebih hemat, atau lebih sedikit untuk menempuh jarak yang sama menggunakan premium.
Oktan adalah bilangan tertentu untuk menyatakan titik dimana bahan bakar terbakar di dalam silinder mesin. Premium ber-oktan 88, sementara pertamax 92. Ada juga pertamax plus yang ber-oktan 96. Semakin tinggi oktannya, semakin stabil bahan bakar tersebut sehingga semakin hemat.
"Artinya BBM itu, pertamax, saat terkena percikan api dari busi, baru meledak untuk menciptakan daya dorong kepada piston. Kalau premium sering dimampatkan saja di silinder sudah meledak sehingga dayanya tidak maksimal. Itu yang bikin lebih boros," jelas Lestari.
Dex adalah solar yang diramu khusus di kilang Pertamina. Jenis solar ini memiliki angka cetane 48. Cetane, seperti oktan, yaitu sebutan titik bakar untuk solar.
"Dengan Dex, tarikan mesin enteng, juga lebih bersih dan suaranya lebih halus," kata Lestari.
Bright Gas adalah gas yang dikemas Pertamina dalam tabung baja dengan warna-warna meriah, yaitu ungu, biru metalik, hijau metalik, dan ungu kemerahan metalik.
Menurut Lestari, Bright Gas menjadi istimewa karena menggunakan katup ganda yang lebih aman.
"Biasanya agen penyalurnya juga melayani antaran sampai rumah. Jadi bila kehabisan, bisa tinggal telepon untuk diantarkan pasokan yang baru," jelas Lestari. (*)