Samarinda (ANTARA) - Balai Guru dan Tenaga Kependidikan (Balai GTK) Kalimantan Timur (Kaltim) menekankan pentingnya pendekatan deep learning atau pembelajaran mendalam sebagai refleksi dari pendidikan berkelanjutan.
"Konsep ini bertujuan mempersiapkan generasi mendatang menghadapi perubahan profesi yang tak terduga pada masa depan," kata Widyaprada dari Balai GTK Kaltim Tri Widayati saat mengisi webinar di Samarinda, Jumat.
Ia menekankan pembelajaran mendalam harus mengedepankan karakter, agile (lincah), dan saintifik atau berbasis data. "Kita ingin deep learning bisa seperti itu," tegasnya.
Widayati mencontohkan profesi yang dulu tak terbayangkan, seperti YouTuber dan Selebgram, yang kini memiliki penghasilan jauh melampaui pejabat tinggi. Fenomena ini menunjukkan bahwa 20 tahun ke depan, profesi yang ada saat ini mungkin sudah tergantikan oleh profesi yang belum masyarakat kenal.
Pendekatan deep learning ini, menurut Widayati, adalah cara untuk mempersiapkan anak-anak menghadapi ketidakpastian profesi pada masa depan.
Ia mengamati banyak murid hadir di kelas secara fisik, namun tidak benar-benar memahami materi yang diajarkan.
Widayati menyoroti fenomena "sekolah tapi enggak belajar" yang diungkapkan oleh Prof Yuli Rahmawati, salah satu tim penyusun naskah akademik dan konsep global deep learning.
"Beliau mengatakan bahwa banyak anak-anak kita yang sekolah tapi enggak belajar. Dia hadir di kelas tapi tidak paham apa yang dipelajari," ucapnya.
Ia menekankan bahwa kehadiran fisik siswa di kelas tidak selalu berarti mereka terlibat secara kognitif atau memahami materi yang disampaikan. Seringkali, siswa hanya hadir untuk memenuhi kewajiban absen, tanpa benar-benar meresapi pelajaran.
Melalui pendekatan deep learning, Balai GTK Kaltim mengajak para guru melakukan perubahan paradigma pembelajaran. Tujuannya adalah menciptakan lingkungan belajar di mana siswa tidak hanya hadir, tetapi juga terlibat aktif, memahami secara mendalam, dan mampu mengaitkan pengetahuan dengan konteks dunia nyata.
Hal ini, jelas Widayati, krusial untuk membekali generasi muda dengan keterampilan adaptif dan pemikiran kritis yang diperlukan untuk menghadapi tantangan profesi pada masa depan yang terus berkembang.
Ia menambahkan pembelajaran mendalam juga menekankan pentingnya refleksi diri bagi siswa, sehingga mereka dapat mengidentifikasi kesenjangan pengetahuan dan mencari cara untuk mengatasinya.
"Pembelajaran mendalam membawa murid tidak hanya menerima informasi, tetapi juga menjadi penuntut ilmu seumur hidup yang memiliki rasa ingin tahu dan kemampuan untuk terus belajar dan beradaptasi," kata Widayati.
