Samarinda (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Samarinda memprakirakan wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga lebat, sehingga memiliki dampak positif bagi yang berpuasa karena tidak terlalu haus.
"Wilayah Kaltim pada Maret masih masuk dalam periode musim hujan, sehingga secara umum wilayahnya masih terjadi hujan dengan intensitas yang variatif," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas III APT Pranoto BMKG Samarinda Riza Arian Noor di Samarinda, Senin.
Meski ada sisi positif karena bagi yang menjalankan ibadah puasa bisa mengurangi rasa dahaga, namun dampak negatif dari musim hujan juga ada yakni kemungkinan adanya bencana hidrometeorologi, sehingga ia mengimbau masyarakat tetap waspada.
"Masyarakat kami imbau untuk selalu waspada terhadap dampak bencana hidrometeorologi seperti genangan/ banjir dan tanah longsor, khususnya di daerah-daerah yang rawan terjadi longsor, terutama rumah dan jalan di lereng perbukitan," katanya.
Terjadinya musim hujan di Kaltim karena fenomena La Nina, yakni suhu muka laut di Samudera Pasifik bagian tengah mengalami pendinginan di bawah kondisi normalnya, sehingga hal ini mengurangi potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik yang kemudian meningkatkan curah hujan.
Ia juga mengatakan berdasarkan kondisi dinamika atmosfer untuk wilayah Kaltim, maka dalam sepekan ke depan masih berpotensi terjadi hujan dengan intensitas bervariasi dari ringan hingga lebat.
Sedangkan khusus untuk prakiraan cuaca dalam dua hari ke depan, yakni pada Selasa-Rabu (25-26 Februari), sejumlah kawasan Kaltim diprakirakan berpotensi mengalami hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang sesaat, sehingga kewaspadaan pun harus ditingkatkan.
Sejumlah kawasan yang hujan lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang itu, pada 25 Februari antara lain di Kabupaten Kutai Barat yang meliputi Kecamatan Linggang Bigung dan Nyuatan, kemudian di Kabupaten Mahakam Ulu yang meliputi Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai.
Lantas pada 26 Februari peristiwa itu diprakirakan terjadi Kabupaten Berau yang meliputi Kecamatan Biatan, Gunung Tabur, Sambaliung, Tabalar, Talisayan, Tanjung Redeb, dan Kecamatan Teluk Bayur.
"Di Kabupaten Kutai Kartanegara meliputi Kecamatan Kota Bangun Darat dan Muara Jawa, Kabupaten Mahakam Ulu meliputi Kecamatan Long Apari dan Long Pahangai, Kabupaten Paser meliputi Kecamatan Batu Engau, Paser Belengkong, dan Kecamatan Tanah Grogot," kata Riza.*