Balikpapan (ANTARA) - Asisten Administrasi Umum Pemerintah Kota (Pemkot) Balikpapan dr.Andi Sri Juliarty menyebutkan pelaksanaan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah setempat dimulai dari tujuh sekolah.
"Tujuh sekolah itu semuanya berlokasi di Kecamatan Balikpapan Selatan," katanya di Balai Kota Balikpapan, Senin (13/1).
Ia mengatakan tujuh sekolah tersebut masing-masing 5 sekolah tingkat SD dan 2 sekolah tingkat SMP.
Sri Juliarty menuturkan untuk tingkat SD yakni di SDN 010, SDN 015, SDN 016, SD Nurul Ilmi, SD Nurul Ilmi 1, kemudian tingkat SMP digelar di SMPN 18 dan SMPN 26. Dari tujuh sekolah tersebut terdapat sebanyak 3.335 anak sebagai penerima manfaat.
Lanjutnya, mereka yang menjadi penerima manfaat telah didata oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Balikpapan, sebelum pelaksanaan.
"Mereka didata melalui orang tuanya apakah ada yang memiliki alergi contoh alergi ayam dan sebagainya, dan itu nanti akan diganti dengan makanan jenis lain namun memiliki kadar gizi yang sama," jelasnya.
Sri Juliarty menjelaskan program MBG di Balikpapan segera dilaksanakan dalam waktu dekat. Yang jelas digelar di bulan ini secara bertahap, dimulai dari tujuh sekolah di Balikpapan Selatan.
Menurutnya program MBG di Balikpapan sudah masuk tahap finalisasi teknis jasa boga (katering) tinggal menunggu kedatangan tempat saji.
Dikemukakannya untuk anggaran MBG yang dilaksanakan menggunakan anggaran dari Pemerintah Pusat melalui Badan Gizi Nasional (BGN).
Sri Juliarty juga mengaku pihaknya telah melakukan sosialisasi agar Pemerintah Daerah (Pemda) bersiap untuk berpartisipasi dari sisi anggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) untuk pelaksanaannya.
"Pemkot Balikpapan telah siap mendukung pelaksanaan program MBG," tegasnya.
Sementara pengamat pendidikan dari Universitas Mulawarman Samarinda Profesor Susilo menilai program MBG bermanfaat bagi siswa dari keluarga kurang mampu.
"Program MBG ini sangat penting, terutama bagi siswa di sekolah-sekolah pinggiran kota dan sekolah negeri di kota yang tak sedikit siswanya berasal dari keluarga kurang mampu," ujarnya.
Ia menekankan bahwa prioritas penyaluran program MBG seharusnya diberikan kepada sekolah-sekolah dengan mayoritas siswa kurang mampu.
"Sekolah swasta umumnya diisi oleh siswa dari keluarga mampu, sehingga prioritas seharusnya diberikan kepada sekolah-sekolah di daerah-daerah dengan tingkat ekonomi masyarakat yang lebih rendah," jelasnya.