Balikpapan (ANTARA Kaltim) - Bank Indonesia Kantor Perwakilan Balikpapan, menjanjikan insentif bagi bank yang menyalurkan kredit dalam jumlah besar untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
"Sekarang kita belum menentukan bentuk insentifnya," Kata Kepala Perwakilan BI Balikpapan Mawardi BH Ritonga di Balikpapan, Senin.
Bahkan, kata dia, besaran kredit yang mesti disalurkan bank untuk mendapat insentif itu pun belum disebutkan. Pada pemerintahan sebelumnya, bank mendapat insentif bila menyalurkan hingga 20 persen dari portofolio kredit yang disediakannya untuk UMKM.
Namun demikian, menurut Mawardi, bank akan senang bila mendapat insentif dalam bentuk penilaian (judgement) baik atas kesehatannya.
"Bila bank menyalurkan, katakanlah hingga 20 persen dari portofolio kreditnya untuk UMKM, maka penilaian kesehatannya bisa kita tambah," kata Mawardi.
Ia mengatakan penilaian bank yang sehat memberi asumsi kinerja yang baik dan ini akan membawa kepercayaan. Bisnis bank sejatinya adalah bisnis kepercayaan, prudential.
Dalam rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia pekan lalu ditetapkan BI rate dinaikkan 25 basis poin, dari 7,50 menjadi 7,75. Karena suku bunga tinggi, jamaknya bank lebih suka menyimpan uangnya ketimbang menyalurkannya sebagai kredit.
BI menaikkan suku bunga acuan ini untuk mencegah inflasi melebihi target, mengendalikannya, dan bersifat sementara, setidaknya hingga Februari 2015 sudah berada pada nilai 4 plus minus 1 persen. Langkah ini adalah antisipasi pengalihan subsidi BBM ke sektor lain yang lebih produktif.
Sampai dengan tahun 2013, kata dia, bank bisa mengucurkan besaran kredit mikro mulai dari Rp5 juta. Dalam skema Kredit Usaha Rakyat (KUR), pengusaha mikro bisa mendapat Rp20 juta hingga Rp30 juta.
KUR disalurkan oleh delapan bank yaitu BRI, BNI, BNI Syariah, Bank Mandiri, Bank Syariah Mandiri, BTN, Bukopin dan Bank Pembangunan Daerah. Tahun lalu, pemerinta menargetkan penyaluran KUR ini mencapai Rp36 triliun. (*)
BI Janjikan Insentif Untuk Bank Penyaluran Kredit
Senin, 24 November 2014 14:29 WIB
Bila bank menyalurkan, katakanlah hingga 20 persen dari portofolio kreditnya untuk UMKM, maka penilaian kesehatannya bisa kita tambah,"