Samarinda (ANTARA Kaltim) - Distribusi air bersih kepada warga Kota Samarinda, Kalimantan Timur, terancam terhenti akibat musim kemarau yang melanda daerah itu.
Humas Perusahaan Daerah Air Minum ((PDAM) Tirta Kencana Kota Samarinda Syarif Rahman Hakim, Selasa mengatakan, jika hingga Jumat (10/10) hujan belum turun, maka akan dilakukan penghentian distribusi air bersih akibat meningkatnya kadar klorida di perairan Sungai Mahakam.
"Jika sampai Jumat mendatang hujan belum turun di Samarinda, besar kemungkinan kadar klorida di perairan Sungai Mahakam yang merupakan sumber air baku PDAM Tirta Kencana akan terus meningkat sehingga berdampak pada penghentian distribusi air bersih ke masyarakat," ungkap Syarif Rahman Hakim.
Kondisi air Sungai Mahakam kata Syarif Rahman Hakim, sudah terinterusi air laut sejak beberapa hari yang lalu dan kenaikan yang cukup tinggi terjadi di instalasi pengolahan air (IPA) Pulau Atas pada tanggal 7 Oktober sempat mencapai 300 ppm (part per million) sehingga produksi sempat dihentikan selama dua hingga tiga jam.
"Produksi sempat kami hentikan mulai pukul 06.30 kandungan klorida 300 ppm, pukul 07.00 Wita klorida 1000 ppm. Kemudian pukul 08.00 wita mencapai 1.500 wita. sehingga produksi air bersih di hentikan. Kemudian pada pukul 09.30 wita kembali turun menjadi 230 ppm.
Jadi, interusi air laut ke Sungai Mahakam ini tergantung pasang surutnya air laut. Jika air pasang, maka kandungan klorida akan naik begitu pula sebaliknya," kata Syarif Rahman Hakim.
Kondisi itu lanjut Syarif Rahman Hakim harus dipantau sebab kemungkinan dalam empat hari ke depan, masih akan terjadi kenaikan kandungan klorida air Sungai Mahakam.
Berdasarkan hasil pantauan di beberapa IPA, khusunya IPA Pulau Atas lanjut dia, pada pukul 08.00 Wita, kandungan klorida tertinggi mencapai 280 ppm sehingga produksi dihentikan, sedangkan di IPA Palaran sebesar 150 ppm sehingga produksi tetap dilakukan karena kondisinya dinilai masih normal.
"Batas maksimal kadar klorida, yakni 250 ppm untuk produksi dan layak dikonsumsi dan jika sudah melebihi 250 ppm maka produksi dihentikan karena air tidak layak untuk dikonsumsi," ujar Syarif Rahman Hakim.
PDAM Samarinda, kata Syarif Rahman Hakim, mengimbau masyarakat agar dapat menampung air sebagai persediaan dan berhemat karena tidak menutup kemungkinan, produksi dihentikan dalam waktu yang relatif lama.
"Jika IPA tidak produksi dan distribusi terhenti dalam waktu yang lama, kami akan upayakan pendistribusian menggunakan mobil tangki ke rumah warga, termasuk ke tempat-tempat ibadah," ungkap Syarif Rahman Hakim. (*)
Distribusi Air Bersih Di Samarinda Terancam Terhenti
Selasa, 7 Oktober 2014 20:02 WIB