Balikpapan (ANTARA) - PT Kilang Pertamina Internasional (KIP) mencatatkan rekor MURI (Museum Rekor Indonesia) untuk pelatihan pemadaman kebakaran di rumah tangga dengan peserta terbanyak. Sebanyak 1.300 orang peserta yang tersebar di beberapa lokasi KIP di Indonesia berjibaku berlatih memadamkan api yang berkobar dari drum yang sudah disiapkan.
“Acara ini juga bagian dari rangkaian peringatan Hari Pemadam Kebakaran Sedunia (Firefighters Day) yang diperingati setiap tanggal 14 Mei. Kegiatan tersebut dilaksanakan sejak 11 Juni lalu,” kata General Manager (GM) PT KIP Arafat Bayu Nugroho, di lokasi acara di Banua Patra, Balikpapan, Rabu.
Dari Kilang Balikpapan upaya pencatatan rekor diramaikan 250 peserta. Mereka dari perwakilan para pekerja Pertamina, tim pemadam kebakaran KPI, para sekuriti, ibu-ibu dari Persatuan Wanita Patra, Kelompok Siaga Bencana (KSB) Marga Sari dan KSB Baru Tengah, dan berbagai komunitas yang ada di Balikpapan, termasuk para mahasiswa yang tengah menjalani Kuliah Kerja Nyata (KKN).
Arafat menambahkan, kegiatan tersebut juga bukan hanya untuk membuat rekor MURI hal memadamkan kebakaran di dapur-rumah tangga, tapi juga sebagai ajang berbagi pengalaman dan pengetahuan, terutama teknis, mencegah kebakaran dan memadamkan api.
"Di pelatihan ini peserta berpraktik memadamkan api dengan menggunakan kain basah dan menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)," katanya.
Menurutnya, yang paling penting itu untuk memberi kepercayaan diri bahwa siapa pun bisa memadamkan api. Agar bisa tetap tenang bila terjadi hal yang sesungguhnya, terutama api yang masih dalam skala kecil dan baru menyala seperti banyak kejadian kompor meledak di dapur rumah.
Dalam pelatihan, setelah api dinyalakan di dalam drum, para peserta yang dengan sigap menutup api dengan kain basah.
“Gunanya agar api tidak mendapat udara atau bahan bakarnya. Juga agar kehilangan panasnya. Tanpa udara dan panas api tidak dapat menyala,” kata anggota KSB Marga Sari Ernawati menjelaskan sifat api. Kain basah menghalangi api mendapatkan udara, karena itu apinya segera padam. Begitu pula tujuannya dengan busa yang disemprotkan dari tabung alat pemadam api, atau air dari selang.
“Mulanya takut juga lihat api berkobar begitu, tapi setelah ditutup selimut basah apinya padam, saya jadi yakin,” kata Cinta Putri, mahasiswa yang tengah ber-KKN di Balikpapan. Apalagi petugas juga mengajarkan bagaimana cara teraman mendekati api agar bisa menutupnya dengan kain basah tadi.
“Tentu harapannya kita selalu aman dan selamat. Tapi kalau terjadi juga, setidaknya kita sudah siap, sudah tahu caranya menghadapi dan memadamkan api,” kata Ketua KSB Marga Sari Abdal Nanang.