Jakarta (ANTARA) - Analis Bank Woori Saudara Rully Nova memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar AS pada kisaran Rp16.415 per dolar AS sampai dengan Rp16.490 per dolar AS, dipengaruhi oleh kekhawatiran pasar terhadap kebijakan fiskal pemerintahan baru ke depan.
"Dari domestik terkait kekhawatiran dengan kebijakan fiskal pemerintahan baru ke depan," kata Rully kepada ANTARA di Jakarta, Jumat.
Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun tipis satu poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.407 per dolar AS dari penutupan perdagangan sebelumnya sebesar Rp16.406 per dolar AS.
Menurut dia, sentimen negatif masih terus berkembang terkait rencana belanja pemerintah baru ke depan terutama akibat janji kampanye populis seperti makan gratis bagi anak sekolah, balita dan ibu hamil.
Sementara itu, saat ini pengeluaran subsidi terus menunjukkan tren peningkatan namun kurang diimbangi dengan kemampuan meningkatkan penerimaan.
Selain itu, pelemahan rupiah juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni tren meningkatnya indeks dolar AS dan antisipasi rilis data inflasi pengeluaran konsumsi pribadi atau Personal Consumption Expenditures (PCE) Amerika Serikat (AS) nanti malam. Indeks dolar AS sempat turun tapi kembali naik menjadi 106.