Samarinda (ANTARA) - Program Export Kaltimpreneurs yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Timur (KPw BI Kaltim) sejak 2021 hingga 2023 berhasil mencetak sebanyak 62 UMKM yang berpotensi mengekspor berbagai komoditas berkualitas.
"Sebagian dari peserta Program Export Kaltimpreneurs ini bahkan sudah berhasil melakukan ekspor mandiri dengan nilai transaksi 2,2 juta dolar AS atau setara Rp35,9 miliar ke sejumlah negara di Asia, Eropa, dan Amerika," kata Kepala KPw Kaltim Budi Widihartanto di Samarinda, Selasa.
Pencapaian ekspor ini dapat menjadi semangat bagi para UMKM peserta program yang sama di tahun ini agar dapat juga merealisasikan ekspor secara mandiri, mengikuti peserta tahun-tahun sebelumnya.
Program Export Kaltimpreneurs 2024 merupakan program dengan rangkaian edukasi, pelatihan, dan pendampingan secara intensif kepada UMKM yang memiliki produk lokal Kaltim agar dapat diekspor.
Untuk itu, ia mengajak UMKM di Kaltim yang berminat menjadi peserta segera mendaftar melalui link bit.ly/daftarEKP2024 dengan usaha yang beroperasi minimal 1 tahun, sedangkan untuk pendaftaran peserta dibuka 24-28 Juni 2024.
Peluncuran Program Export Kaltimpreneurs 2024 untuk tahun keempat ini dilakukan pada Senin kemarin, diawali Seminar Terbuka Export Kaltimpreneurs 2024 dengan tema "From Local to Global: Ekspansi Peluang Ekspor UMKM Kaltim Unggulan".
Kegiatan dibuka oleh Kepala BI Kaltim dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (Disperindagkop UKM) Kaltim, Bea Cukai Kaltim, instansi vertikal, perbankan, Dirut PT Nudira Sumber Daya Indonesia, Praktisi Ekspor, serta 517 lebih peserta dan UMKM dari seluruh Kaltim.
Budi menyampaikan bahwa Bank Indonesia terus berkomitmen mendukung pengembangan UMKM ekspor melalui program komprehensif bagi UMKM di Kaltim yang sudah memiliki kapasitas yang baik untuk naik kelas menuju Go Export.
Dalam Seminar Terbuka Export Kaltimpreneurs 2024, materi pertama disampaikan Arief Wibisono selaku Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor Kementerian Perdagangan.
Ia menyampaikan bahwa Indonesia mampu mencapai surplus ekspor tidak terputus selama 49 bulan, yang menunjukkan betapa kuatnya rantai pasokan yang dimiliki oleh negara ini.
"Perdagangan internasional saat ini sudah dimudahkan dengan Local Currency Settlement sehingga tidak perlu menukar ke dolar ketika melakukan transaksi dengan negara tetangga. Hal ini mampu membuat selisih 1-2 persen sehingga kita mampu memberikan harga yang bersaing," katanya.