Dinas Sosial (Dinsos) Kalimantan Timur melakukan penguatan sumber daya manusia (SDM) dalam penanganan gawat darurat bencana melalui serangkaian pelatihan pembuatan kamp penampungan pengungsi, digelar di Kelurahan Teluk Pemedas, Kutai Kartanegara, Selasa.
"Pelatihan ini merupakan bagian dari manajemen penanggulangan bencana yang komprehensif, mencakup dari dapur umum hingga manajemen tempat pengungsian," kata Kepala Dinsos Kaltim Andi Muhammad Ishak.
Melalui pelatihan tersebut, pihaknya bertekad menyediakan layanan terbaik bagi warga yang terdampak bencana. Pelatihan ini termasuk mempersiapkan shelter yang layak dan berkesinambungan, dengan perencanaan yang matang dan mempertimbangkan kondisi di lapangan.
Pelatihan ini dirancang untuk memperkuat mekanisme respons terhadap bencana, termasuk penghitungan korban dan penyediaan fasilitas yang sesuai. Logistik dan makanan juga menjadi fokus, dengan peningkatan kualitas petugas dari berbagai lembaga seperti Tagana, Pramuka, PMI, BPBD, dan juga penyandang disabilitas, untuk memastikan pelayanan yang merata dan nondiskriminatif.
"Kami mengedepankan prinsip nondiskriminatif di tempat penampungan. Kami juga memperhatikan kondisi khusus kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penyandang disabilitas, serta mereka yang menderita penyakit menular," ungkapnya.
Dengan ancaman bencana di Kalimantan Timur yang semakin meningkat, baik dari segi alam maupun sosial, pelatihan ini juga mengantisipasi potensi gesekan budaya yang mungkin timbul seiring pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) baru.
"Oleh karena itu, standar pelayanan disiapkan untuk mendukung interaksi sosial yang harmonis di antara pengungsi," sebutnya.
Pelatihan ini diikuti oleh sekitar 50 orang peserta dari berbagai unsur, termasuk Tagana dari 10 kabupaten/kota, PMI, BPBD, Karang Taruna, penyandang disabilitas, dan lintas sektor.
Materi pelatihan juga mencakup topik kekerasan terhadap anak dan perempuan di tempat pengungsian, penanganan kesehatan, kelayakan sanitasi, kelayakan wadah penampungan, hingga penyediaan nutrisi bagi pengungsi.
Materi pelatihan juga mencakup topik kekerasan terhadap anak dan perempuan di tempat pengungsian, penanganan kesehatan, kelayakan sanitasi, kelayakan wadah penampungan, hingga penyediaan nutrisi bagi pengungsi.
"Kami akan menerapkan arahan untuk penanganan sosial dampak bencana dengan serius. Kami harus siap menanggulangi bencana dengan meningkatkan kapasitas manajemen pengungsian secara mendasar," tandasnya.
Menurut Andi, pemilihan lokasi penampungan menjadi aspek kritis, tidak hanya harus dapat menampung jumlah pengungsi, tetapi juga harus nyaman, aman, dan terlindung dari penyakit.
"Pendataan awal pengungsi menjadi langkah penting untuk mempersiapkan tempat penampungan yang memenuhi standar dan pelayanan yang layak kepada pengungsi," tutur Andi.