Nunukan (ANTARA Kaltim) - Daging ayam asal Sulawesi Selatan kembali menguasai pasar-pasar di Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, karena harganya lebih murah dibandingkan daging ayam asal Malaysia.
Hal ini diakui Haris, pedagang daging di Pasar Yamaker Kabupaten Nunukan, Senin, bahwa sekitar sepekan sebelum memasuki bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah ayam asal Tawau, Malaysia mulai menghilang.
Haris mengatakan, untuk saat ini pedagang lebih berminat menjual daging ayam asal Sulawesi Selatan karena harganya pada kisaran Rp30.000 per kilogram dibandingkan daging ayam asal Malaysia yang harus dijual dengan harga Rp40.000-Rp43.000 per kilogram.
"Daging potong dari Sulawesi Selatan masuk di Nunukan ini setiap minggu (pekan) hingga berpuluh-puluh ton, setelah harga daging ayam dari Tawau meningkat tajam," sebut Haris.
Kenaikan harga daging ayam asal Tawau, lanjutnya, disebabkan nilai tukar (kurs) mata uang ringgit Malaysia terhadap rupiah mengalami kenaikan dari Rp3.400 menjadi Rp3.560 per satu ringgit Malaysia.
Ia mengungkapkan, sudah menjadi kondisi yang sulit dihindari pedagang yang menjual produk luar negeri apabila terjadi kenaikan nilai tukar sehingga memang perlu ada langkah antisipasi dengan tetap menyediakan daging ayam lokal.
Haris menambahkan, memasuki hari kedua bulan suci Ramadhan 1435 Hijriyah ini belum ada kenaikan harga daging ayam meskipun permintaan mulai meningkat. (*)