Paser (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Paser menggelar kegiatan rembuk stunting untuk mengoptimalkan sinergitas lintas sektor guna menurunkan angka stunting di daerah itu.
“Rembuk stunting merupakan tindaklanjut dari arahan pemerintah pusat untuk menurunkan kasus stunting, “ kata Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Pemkab Paser, Romif Erwinadi di Hotel Kryad Tanah Grogot, Selasa (26/3).
Beberapa tahun terakhir ini, kata Romif, pemerintah pusat hingga daerah sedang gencar memberikan perhatian terkait percepatan penurunan stunting melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi.
“Permasalahan stunting bukan semata persoalan tinggi badan, namun yang lebih buruk adalah dampaknya terhadap kualitas hidup individu akibat munculnya penyakit kronis dan ketertinggalan dalam kecerdasan,” kata Romif.
Dia mengungkapkan pada tahun 2022 terdapat 20 desa di Kabupaten Paser yang menjadi lokus penanganan stunting. Namun pada tahun 2023 melonjak menjadi 47 desa yang menjadi lokus penanganan stunting.
“Melalui rembuk stuting ini diharapkan ada penurunan lokus stunting,” katanya.
Romif menjelaskan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 data stunting Kabupaten Paser adalah 24,9 persen. Sementara secara nasional pemerintah pusat menargetkan penurunan menjadi 14 persen.
Pada tahun 2023 ini pemerintah menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) dan baru mendapatkan data tingkat Provinsi dimana prevalensi stunting Kalimantan Timur sebesar 22,9 persen.
Romif menekankan perlunya upaya keras untuk menurunkan angka stunting mengingat target prevalensi nasional di angka 14 persen. Ia meminta kepada stakeholder untuk berperan sesuai kewenangannya.
Kepada lurah, kepala desa dan Tim Penggerak PKK, Romif meminta mereka menggalakkan program gerakan Ayo Ke Posyandu melalui inovasi-inovasi untuk meningkatkan partisipasi.
“Camat harus aktif membantu penurunan stunting di tingkat kecamatan dan desa. Kader pendamping desa, dapat ditingkatkan kapasitasnya,” pintanya..
Adapun kegiatan rembuk stunting menghadirkan narasumber antara lain Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Paser Amir Faisol, Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) Paser Rusdian Nor,
Kemudian Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan Paser Jon Jauhari, dan Manager ERS PT Kideco Jaya Agung Anang Bagus Hasan Holidi.(Adv)