Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura (DPTPH) Kalimantan Timur mengampanyekan budidaya tanaman di lahan sempit (urban farming) sebagai solusi pemenuhan kebutuhan pangan di perkotaan.
"Urban farming adalah konsep pertanian yang memanfaatkan lahan sempit di perkotaan, baik di pekarangan, halaman, atap, balkon, maupun ruang terbuka lainnya," kata Kepala Bidang Hortikultura DPTPH Kaltim Kosasih di Samarinda, Kamis.
Kosasih mengatakan urban farming terutama difokuskan pada tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
"Urban farming adalah konsep pertanian yang memanfaatkan lahan sempit di perkotaan, baik di pekarangan, halaman, atap, balkon, maupun ruang terbuka lainnya," kata Kepala Bidang Hortikultura DPTPH Kaltim Kosasih di Samarinda, Kamis.
Kosasih mengatakan urban farming terutama difokuskan pada tanaman sayuran untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat.
"Lewat Urban farming, masyarakat perkotaan dapat menanam sendiri sayuran yang dikonsumsi sehari-hari," katanya.
Sejumlah manfaat urban farming, lanjutnya, seperti hemat pengeluaran untuk kebutuhan sayur, peningkatan kesehatan karena kecukupan gizi, membantu mengurangi polusi udara kota, dan menambah estetika lingkungan tempat tinggal.
Baca juga: Otorita IKN: "Urban farming" bantu ketahanan pangan dan estetika kota
Kosasih menambahkan sejumlah metode urban farming yang bisa dilakukan oleh masyarakat perkotaan, antara lain hidroponik, vertikultur, aquaponik, dan budidaya dalam pot.
"Hidroponik adalah cara menanam tanpa menggunakan tanah, melainkan media air yang diberi nutrisi. Vertikultur adalah cara menanam secara bertingkat, misalnya menggunakan paralon atau botol bekas yang dilubangi dan ditempel di dinding," jelasnya.
Sementara, aquaponik adalah cara menanam dengan menggunakan air yang mengandung limbah ikan, sehingga tanaman dan ikan bisa saling memberi manfaat. Budidaya dalam pot adalah cara menanam dengan menggunakan pot atau wadah lainnya yang bisa diletakkan di mana saja.
Jenis tanaman yang cocok untuk urban farming, lanjut Kosasih, adalah tanaman yang berumur pendek dan tidak memerlukan perawatan khusus, seperti selada, sawi pakcoy, kangkung, bayam, dan sebagainya.
Baca juga: OIKN ajak petani lokal jadi pionir urban farming
Baca juga: OIKN ajak petani lokal jadi pionir urban farming
"Untuk urban farming, kami sarankan penerapan polikultur, yaitu menanam berbagai jenis tanaman dalam satu lahan," tuturnya.
Di Kalimantan Timur, khususnya di Samarinda dan Balikpapan, sudah ada komunitas terkait itu yang aktif berbagi informasi dan pengalaman tentang cara menanam sayuran di lahan sempit.
"Mereka juga saling membantu dalam hal pemasaran, sehingga bisa menjual hasil panen secara mudah," ungkapnya.
Dia berharap, urban farming bisa semakin berkembang dan menjadi gaya hidup masyarakat perkotaan, sehingga bisa meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: Agrobisnis merupakan usaha menjanjikan pada masa pandemik
Baca juga: Agrobisnis merupakan usaha menjanjikan pada masa pandemik