Samarinda (ANTARA) - Perusahaan Umum (Perum) Bulog Samarinda, Kalimantan Timur, mendapat tugas dari pemerintah untuk menyalurkan jagung sebagai pakan ternak sebanyak 2.515 ton untuk dua daerah, yakni di Kota Samarinda dan untuk Kabupaten Kutai Kartanegara.
"Rincian penyaluran jagung pakan ternak sebanyak itu adalah di Samarinda sebanyak 1.687 ton dan di Kutai Kartanegara sebanyak 828 ton," ujar Kepala Perum Bulog Kantor Cabang Samarinda Maradona Singal di Samarinda, Rabu.
Distribusi jagung untuk peternak ini merupakan bagian dari program stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) Perum Bulog yang merupakan penugasan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas).
Hal ini dilakukan untuk mengatasi inflasi yang diebabkan oleh kenaikan harga telur dan daging ayam, sehingga melalui program SPHP ini, maka akan dapat diperoleh harga pakan ternak yang murah sehingga selanjutnya harga telur dan daging ayam bisa kembali normal.
Tugas Bapanas adalah memantapkan stabilitas pasokan dan harga pangan, mengentaskan kerawanan pangan dan gizi, menjamin keamanan dan mutu pangan segar, mengoptimalkan pemanfaatan pangan dan gizi yang berkualitas untuk hidup sehat, aktif dan produktif.
Diantara empat tugas utama Bapanas tersebut, salah satunya adalah memantapkan stabilitas pasokan dan harga pangan, sehingga melalui penyaluran jagung untuk pakan ternak ini, maka harga telur dan unggas bisa dikendalikan.
"Sebagian jagung tersebut sudah kami salurkan ke penerima, yakni per Selasa kemarin sudah kami salurkan sebanyak 156,74 ton, sedangkan selebihnya akan terus kami salurkan secara bertahap," kata Maradona.
Distribusi jagung sebanyak ini disalurkan kepada peternak melalui perwakilan kelompok ternak unggas, yakni DPW Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Provinsi Kaltim yang diketuai oleh Zamroni Yusro.
Distribusi pakan ternak program SPHP ini masuk dalam penyaluran cadangan jagung pemerintah (CJB) untuk pemenuhan kebutuhan pakan di tingkat peternakan ayam layer di Kalimantan Timur.
"Penerima jagung untuk pakan ternak ini diwakili oleh Peterson Mollet di Samarinda dengan kebutuhan 1.687 ton, kemudian diwakili oleh Eddy Effendi untuk peternak layer di Kabupaten Kutai Kartanegara dengan kebutuhan sebanyak 828 ton," katanya.