Paser (ANTARA) - Unit Donor Darah (UDD) Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Paser segera menerapkan pendataan pendonor aktif secara digital melalui aplikasi terintegrasi untuk memudahkan berinteraksi langsung dengan para pendonor.
“langkah ini dilakukan untuk meningkatkan jumlah pendonor apalagi kebutuhan darah pasien di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Panglima Sebaya terus meningkat,” kata Ketua UDD PMI Paser, dr. Hadiwijaya, di Tanah Grogot, Senin ( 4/12).
Ia mengatakan saat ini UDD PMI Paser masih menggunakan pendataan pendonor aktif secara manual sehingga kurang efektif .
Ke depan katanya sudah menggunakan aplikasi donor, maka aplikasi tersebut akan mengingatkan pendonor jika sudah waktunya, langsung bisa donor.
Menurutnya dengan digitalisasi pendonor, PMI dimudahkan dalam mengawasi perekrutan pendonor darah sekaligus memudahkan pengadministrasiannya.
“Harapan kami, dengan digitalisasi perekrutan pendonor darah lebih rapi dan administrasi juga lebih baik, termasuk jadwal pendonor,” ujarnya.
Hadiwijaya mengungkapkan saat ini kebutuhan darah di RSUD Panglima Sebaya setiap bulannya sekitar 500–600 kantong darah.
Lanjutnya, sambil menunggu penggunaan aplikasi donor, pihak UDD PMI Paser membuat kegiatan dengan mengumpulkan para pendonor aktif yang tujuannya agar mereka terus membantu penyediaan kebutuhan darah.
“Melalui kegiatan ngumpul bareng pendonor, jalinan komunikasi dengan pendonor menjadi lebih baik dan mereka pun berkomitmen tetap aktif melakukan donor darah,” katanya.
Dikemukakannya, selama ini sumber utama darah bukan hanya pendonor aktif tetapi juga sumber lain seperti kegiatan donor darah yang dilakukan instansi pemerintah, lembaga pendidikan dan lembaga sosial.
“selain itu juga kegiatan donor darah keliling ke kantor pemerintahan, perusahaan maupun pesantren. Kegiatan ini sempat terhenti karena pandemi COVID-19,” katanya.
Hadiwijaya mengimbau kepada para pendonor, untuk rutin melakukan donor tidak hanya saat momen tetapi rutin setiap tiga bulan sekali.