Samarinda (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur (Pemprov Kaltim) berupaya menurunkan jumlah pekerja anak melalui strategi Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA), sehingga jumlah pekerja anak di provinsi ini yang mencapai 3,11 persen ke depannya bisa terus menurun.
"Penduduk Kaltim pada Semester 1-2023 berjumlah 3.970.764 jiwa dengan jumlah penduduk usia anak 1.240.425 jiwa," kata Kepala Dinas Kependudukan, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DKP3A) Provinsi Kaltim Noryani Sorayalita di Samarinda, Rabu.
Berdasarkan Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) BPS tahun 2022, persentase anak usia 10-17 tahun yang bekerja di Kaltim sebanyak 6,56 persen, sedangkan angka pekerja anak mencapai 3,11 persen.
Kemudian berdasarkan data Sakernas BPS tahun 2022, provinsi dengan persentase anak umur 10-17 tahun yang bekerja paling tinggi adalah di Provinsi Sulawesi Barat yang mencapai 20,78 persen, disusul Papua dan NTT.
Selanjutnya, berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS tahun 2022, Provinsi DKI Jakarta menjadi daerah dengan persentase pekerja anak terendah di Indonesia yaitu 0,41 persen, sedangkan Provinsi Kaltim berada di urutan enam dengan persentase pekerja anak di Indonesia dengan angka 1,17 persen.
"Meski terjadi tren penurunan, namun semua pihak harus terus melakukan strategi melalui kebijakan dan program perlindungan anak, termasuk pengembangan model DRPPA sebagai pendekatan untuk pencegahan pekerja anak," katanya.
Upaya lain yang dilakukan untuk menurunkan jumlah pekerja anak,dengan mendiskusikan masalah pekerja anak dalam seminar data pekerja anak formal dan informal di lingkup perkotaan dan pedesaan yang baru saja berlangsung (17/10).
Kegiatan ini sebagai tindak lanjut dari lima arahan Presiden Joko Widodo, yakni salah satunya menyebut tentang penurunan pekerja anak.
"Permasalahan pekerja anak merupakan isu penting secara nasional. Ini juga tertuang dalam Rencana Pemerintah Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2020-2024, tentang Program Penurunan Pekerja Anak," kata Soraya.