Tenggarong (ANTARA Kaltim) - Haul akbar Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang digelar kerabat Kesultanan Kutai Kartanegara Ing Martadipura di Masjid Jami’ Hasanuddin Tenggarong dilanjutkan ziarah makam dan syukuran dihadiri langsung Sultan Haji Aji Mohammad Salehoeddin II (Pangeran Prabu) dan Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak.
Selain itu turut hadir Bupati Kutai Kartanegara Hj Rita Widyasari dan Walikota Samarinda H Syaharie Jaang serta Walikota Bontang H Adi Dharma, Komandan Korem 091 Aji Surya Natakesuma Brigjen TNI Nono Suharsono serta jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (FKPD) Kaltim dan Kutai Kartanegara.
“Alhamdulillah, baru saja kita telah selesai melaksanakan haul akbar di Masjid Jami Hasanuddin dan ziarah makam Sultan Aji Muhammad Sulaiman Al Adil Khalifatul Mu’minin atau Sultan Kutai Kartanegara Ing Martadipura ke-XVII,†kata Awang Faroek Ishak di Kedaton Kutai Kartanegara, Jumat (21/3).
Menurut Awang, haul akbar dirangkai ziarah makam dan syukuran atas pemberian nama â€Bandara Internasional Sultan Aji Mohammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan†yang telah dilaksanakan sebagai sebagai bentuk tanda syukur sekaligus menghormati leluhur.
Pembangunan dan kemajuan yang dilaksanakan saat sekarang ini tidak terlepas dari peran dan upaya yang dilakukan para pendahulu khususnya orang-orang yang telah memimpin daerah ini, termasuk Sultan Aji Muhammad Sulaiman.
Kerajaan Kutai pernah mencapai puncak kejayaan sewaktu kepemimpinan Sultan Kutai ke-17 ini dan telah dirasakan hingga saat ini. bahkan, Kerajaan Kutai Kartanegara Ing Martadipura telah memiliki Undang-Undang yang disebut Panji Selaten.
Raja ini ujar Awang, telah mengeluarkan kebijakan tentang pelarangan perbudakan dan perlindungan terhadap pelestarian alam sebelum negara lain membuat aturan tentang hak asasi manusia dan aturan tentang lingkungan hidup.
“Sultan Kutai telah menetapkan kawasan hutan konservasi seluas 2 juta hektar yang sekarang dikenal Taman Nasional Kutai. Namun, setelah jaman kemerdekaan telah dibagi-bagi untuk keperluan Hak Pengusahaan Hutan hingga tinggal ratusan ribu hektar saja,†jelasnya.
Bahkan, Kutai ini khususnya Kota Tenggarong merupakan daerah pertama di Indonesia ini yang memiliki pembangkit listrik tenaga batu bara yang dibangun di Loa Kulu, sehingga mampu menerangi Kota Tenggarong dan Samarinda.
“Dengan berbagai prestasi dan peninggalan atau warisan yang besar inilah maka tidak ada salahnya kita sebagai generasi penerus menghargai jasa-jasa para pendahulu yang pernah membesarkan nama daerah,†ungkap Awang faroek.
Sementara itu Bupati Kutai Kartanegara Rita Widyasari mengungkapkan rasa terima kasih dan penghargaannya atas dukungan dan kepedulian Gubernur Kaltim bersama jajaran serta FKPD Kaltim serta selruh lemen masyarakat Kaltim khususnya Kutai Kartanegara.
“Apa yang telah kita raih dan nikmati saat sekarang ini tidak terlepas dari dukungan dan perhatian seluruh elemen masyarakat di Kaltim khususnya masyarakat Kutai Kartanegara serta dukungan penuh Gubernur Kaltim bersama jajaran,†ujar Rita Widyasari.
Ziarah juga dilakukan ke makam pendiri Kota Tenggarong yakni Sultan Aji Imbut bergelar Sultan Mohammad Muslihuddin (Sultan ke-15) serta makam Sultan Aji Mohammad Salehoeddin I (Sultan ke-16) dipimpin Sultan AM Salehoeddin II didampingi putra mahkota Aji Pangeran Adipati Anom Soerya Adiningrat.
Haul akbar dirangkai dengan pembacaan doa dan tahlil serta pembacaan manakib (riwayat) Sultan Aji M\uhammad Sulaiman Al Adil Khalifatul Mu’minin Fibiladil Kutai diisi tausiyah yang disampaikan Habib Ahmad Muhammad Al Habsy, dihadiri ribuan warga dan tokoh agama serta tokoh masyarakat.
Tampak hadir Wakil Bupati Kutai Kartanegara HM Gufron dan Ketua DPRD Kutai Kartanegara H Salehudin serta pimpinan SKPD lingkup Pemprov Kaltim dan lingkup Kutai Kartanegara.(Humas Prov Kaltim/yans)
Awang: Tanda Syukur dan Hormati Leluhur
Jumat, 21 Maret 2014 18:58 WIB