Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Timur Jaya Mualimin mengimbau warga Kaltim memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah di provinsi itu untuk melawan gangguan pertumbuhan akibat kekurangan gizi (stunting).
"Pangan dari SDA lokal, seperti tanaman pangan lokal, buah-buahan, sayuran, ikan, daging, telur, susu, dan lain-lain amat baik untuk memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang bagi ibu hamil, menyusui, dan anak-anak," ujar Jaya di Samarinda, Selasa.
Upaya penekanan stunting, menurut Jaya, juga perlu mendapatkan dukungan dengan peningkatan akses dan kualitas pelayanan kesehatan dasar, pendidikan, sanitasi, air bersih, dan perlindungan sosial bagi keluarga miskin dan rentan.
Jaya mengatakan penanganan stunting harus menjadi prioritas utama masyarakat, karena stunting bukan hanya berdampak pada kesehatan fisik dan mental anak, melainkan juga pada produktivitas dan daya saing bangsa pada masa depan.
Baca juga: Analis Gizi: Stunting harus dicegah sejak dini
Baca juga: Analis Gizi: Stunting harus dicegah sejak dini
“Stunting adalah kondisi di mana tinggi badan anak lebih rendah dari standard usianya. Stunting dapat menghambat pertumbuhan otak dan perkembangan kognitif anak, sehingga berpotensi menurunkan prestasi belajar dan kemampuan kerja pada kemudian hari,” jelasnya.
Jaya menyebut Pemerintah Kaltim telah mengalokasikan anggaran Rp100 miliar untuk program penanggulangan stunting pada 2023.
“Anggaran tersebut akan digunakan untuk berbagai kegiatan, seperti penyuluhan gizi, pemberian suplemen besi dan vitamin A, pemantauan pertumbuhan anak, pemberdayaan kelompok ibu hamil dan menyusui, pembangunan posyandu dan pos gizi desa, serta bantuan pangan non tunai,” katanya.
Baca juga: Kepolisian Kalimantan Timur dengar aspirasi warga melalui Jumat Curhat
Baca juga: Kepolisian Kalimantan Timur dengar aspirasi warga melalui Jumat Curhat