Samarinda (ANTARA) - Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) cenderung mengalami penguatan dalam tiga tahun terakhir, terlihat dari pertumbuhan PDRB mulai triwulan I 2021 senilai Rp118,31 triliun menjadi Rp129,57 triliun di triwulan I 2023.
"Ekonomi Kaltim Triwulan I 2021 dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan sebesar Rp118,31 triliun," kata Statistisi Ahli Muda Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim Ika Ayuningtyas, di Samarinda, Jumat.
Kemudian PDRB pada triwulan II 2021 naik menjadi Rp120,55 triliun, triwulan III kembali naik menjadi Rp122,51 triliun, dan triwulan IV 2021 kembali naik menjadi Rp123,27 triliun.
Untuk triwulan I 2022 PDRB Kaltim atas dasar harga konstan sebesar Rp121,15 triliun, memang terjadi penurunan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, namun mengalami peningkatan tajam jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya.
Kemudian di triwulan II 2022 kembali naik menjadi Rp124,92 triliun atau tumbuh 3,12 persen ketimbang triwulan sebelumnya, di triwulan III kembali naik menjadi Rp128,85 triliun, dan triwulan IV 2022 naik lagi menjadi Rp131,24 triliun.
Baca juga: Survei BI tampilkan ekonomi Kaltim terjaga
Selanjutnya di triwulan I 2023, kata Ika, ekonomi Kaltim dilihat dari PDRB atas dasar harga konstan sebesar 129,57 triliun, turun ketimbang triwulan sebelumnya, namun terjadi lonjakan jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun 2022.
Ia melanjutkan, setidaknya terdapat 17 lapangan usaha yang memberikan andil PDRB Kaltim pada triwulan I 2023 yang sebesar Rp129,57 triliun tersebut, yakni pengadaan listrik dan gas dengan kontribusi paling tinggi yang mencapai 19,57 persen.
Kontribusi PDRB terbanyak kedua dari lapangan usaha konstruksi dengan andil 17,36 persen, kontribusi ketiga dari lapangan usaha jasa keuangan dan asuransi dengan andil sebesar 12,87 persen.
"Lapangan usaha yang juga berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Kaltim triwulan I 2023, antara lain transportasi dan pergudangan dengan andil 12,28 persen, kemudian jasa perusahaan dengan andil 9,21 persen," kata Ika pula.
Baca juga: Pemprov Kaltim maksimalkan Maratua dalam program ekonomi biru