Balikpapan (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Balikpapan hari Selasa ini kembali mendeteksi 33 titik panas yang tersebar di Provinsi Kaltim, setelah sehari sebelumnya terdeteksi 75 titik panas, sehingga semua pihak diajak untuk saling menjaga dan waspada.
"Sebaran 33 titik panas yang terdeteksi ini sudah diinformasikan ke pihak terkait agar dapat dilakukan tindakan lebih lanjut," ujar Koordinator Bidang Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan BMKG Balikpapan Diyan Novrida di Balikpapan, Selasa.
Sebanyak 33 titik panas tersebut terpantau hari ini mulai pukul 01.00 hingga pukul 16.00 Wita dan langsung diinformasikan ke instansi terkait, terutama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) baik di tingkat Provinsi Kaltim maupun kabupaten masing-masing agar segera mendapat penanganan.
Sehari sebelumnya yang terdeteksi 75 titik panas tersebut tersebar di empat kabupaten/kota, yakni Kota Bontang 1 titik, Kabupaten Kutai Timur 65 titik, Kutai Kartanegara 4 titik, dan Kabupaten Berau ada 5 titik panas.
Sedangkan 33 titik panas yang terpantau hari ini berada di titik koordinat berbeda, meskipun ada juga yang masih dalam satu kabupaten maupun kecamatan yang sama.
Sebaran 33 titik panas yang terpantau hari ini berada di tiga kabupaten, yakni Kabupaten Kutai Timur ada 20 titik, Kutai Kartanegara 7 titik, dan Kabupaten Berau terdapat 6 titik panas.
Rinciannya adalah 6 titik yang terpantau di Kabupaten Berau tersebar pada tiga kecamatan, yakni Kecamatan Kelay dan Sambaliung masing-masing ada 1 titik, kemudian di Kecamatan Segah terdapat 4 titik yang semuanya memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Diyan melanjutkan, di Kabupaten Kutai Kartanegara yang terdeteksi 7 titik panas, semuanya berada di Kecamatan Kembang Janggut dan memiliki tingkat kepercayaan menengah.
Sedangkan 20 titik panas yang terpantau di Kabupaten Kutai Timur, tersebar pada tiga kecamatan, yakni 9 titik di Kecamatan Bengalon, 5 titik di Kaubun, dan 6 titik di Kecamatan Sangatta Utara dengan tingkat kepercayaan menengah.
Sebenarnya, lanjut ia, bulan ini masih musim hujan, namun terdapat peluang dalam beberapa hari tidak terjadi hujan berturut-turut di sejumlah kawasan, sehingga hal ini berakibat pada biomassa yang kering dan rawan terjadi kebakaran lahan dan hutan (karhutla), maka semua pihak harus saling menjaga dan waspada.
"Untuk itu kami mengimbau semua elemen masyarakat sama-sama menjaga agar tidak terjadi kebakaran, seperti tidak membuang puntung rokok sembarangan, tidak melakukan pembakaran saat mengelola lahan, apalagi jika di kawasan tersebut ada hutan atau lahan yang mudah terbakar," kata Diyan.